Setiap bulan Ramadan pasti memiliki ceritanya sendiri-sendiri. Bulan yang istimewa ini, seringkali menghadirkan beragam momen tak terlupakan, baik itu yang menyenangkan maupun kurang menyenangkan.
Setelah menikah, saya merasa momen Ramadan yang saya lalui seperti roller coaster. Di tahun pertama menikah, saya melewati Ramadan dalam kondisi hamil, yang mana tidak memungkinkan untuk berpuasa. Saya masih bisa melalui bulan Ramadan di Jogja, di rumah bersama Mama, Bapak dan adik-adik lengkap.
Tahun berikutnya, saya pun kembali tidak berpuasa karena menyusui. Tahun 2019, adalah tahun yang berat bagi keluarga saya setelah Bapak dinyatakan kanker hati. Bahagianya, di tahun tersebut saya juga masih bisa ikut merasakan momen Ramadan bersama keluarga lengkap saya.
Selanjutnya, Ramadan tahun 2020 terasa sangat berbeda. Sebab PSBB pandemi Covid-19, saya terpaksa berpuasa dan merayakan Idul Fitri di perantauan, hanya bersama suami dan anak, tanpa teman ataupun keluarga. Bapak pun sudah tiada tak lama sebelum bulan Ramadan datang.
Momen Ramadan di tahun-tahun selanjutnya pun tak kalah amazing. Penyakit asam lambung saya kambuh sehingga harus 2 kali masuk IGD dan tidak bisa berpuasa, LDM dengan suami dan merasakan sepinya sahur, juga berbuka sendirian di perantauan, dan tahun ini adalah tahun pertama Ramadan tanpa kehadiran ayah mertua saya setelah berpulang di akhir tahun lalu.
Melewati momen-momen Ramadan tersebut, membuat saya merindukan masa-masa di bulan Ramadan jauh sebelum yang saya ceritakan. Lebih tepatnya, momen Ramadan sebelum saya menikah. Haha.
7 Momen Ramadan yang Paling Dirindukan Sebelum Menikah
Menulis ini bukan artinya saya tidak bahagia dengan kehidupan pernikahan ya. Alhamdulillah saya merasa berpetualang bersama orang yang tepat. Namun, yang saya rindukan adalah momen-momen Ramadan less drama sebelum menikah seperti:
1. Bangun Tidur Tinggal Makan Sahur
Asli sih, ini kangen banget. Rindu banget masa-masa bangun sahur dibangunkan oleh Mamah atau Bapak, lalu saya beranjak untuk cuci muka, minum dan langsung menyantap makanan.
Dulu, mamah lah yang bangun paling pagi, memasak untuk seluruh anggota keluarga. Sekarang, saya mamahnya T_T hahaha..
Baca juga: Menu Sahur Praktis Andalan Keluarga
Meskipun baru berjalan setengah jalan Ramadan, saya sempat tidak mau memasak sahur, lalu meminta suami saya untuk bangun lebih pagi, masak, dan membangunkan saya sehingga saya bangun tinggal makan. Gantian dong!
2. Tidak Bingung Menentukan Menu Makan Harian
Masih seputar makan nih ya, momen lain di bulan Ramadan yang saya rindukan saat belum menjadi istri adalah tidak pernah bingung untuk menentukan menu makan harian. Sahur, berbuka dan makan malam, semua tinggal makan. Wkwk, mungkin bapak dan mamah saya yang saling terserah untuk menentukan apa yang akan kami makan saat itu.
Baca tentang: Takjil Ramadan Favorit dan Resepnya
Setelah menikah, baru paham betapa memikirkan dan menentukan menu makan setiap hari itu PR yang sering kali sulit terpecahkan, meskipun bahan makanan sudah ada di kulkas.
3. Tarawih di Masjid Bersama Mama
Sekarang, saya adalah satu-satunya perempuan di rumah. Suami dan anak saya laki-laki, sehingga saat tarawih di masjid, mereka akan berada di shaf depan dan saya tentu saja di belakang. Saat menjalani tarawih "sendirian" inilah, saya rindu momen tarawih di masjid bersama mamah.
Di keluarga saya, saya adalah anak perempuan satu-satunya. Ketiga adik saya laki-laki, namun saya tetap punya teman saat sholat di masjid, yaitu mamah. Enaknya ketika masih berstatus sebagai anak, ibu saya akan mencarikan tempat sholat paling nyaman, membawakan sajadah dan tidak pernah lupa membawa infaq ke masjid.
Sampai saya sebesar ini pun, setiap sholat Idul Fitri bareng, kebiasaan tersebut tetap beliau lakukan. Insting mama-mama emang beda ya.
4. Sholat Berjamaah Bersama Keluarga
Momen sholat berjamaah di bulan Ramadan bersama keluarga lengkap saya tidak akan pernah bisa terjadi lagi. Anggota keluarga saya bertambah, ada suami, anak dan dua adik ipar saya. Namun, tanpa kehadiran Bapak, tentu rasanya tetap kurang lengkap.
Rindu sekali saat-saat sholat diimami oleh bapak, dan setelahnya kami akan berdo'a bersama, mengaji dan sesekali bapak bercerita tentang kisah-kisah yang mengandung agama yang dibacanya dari buku.
Sekarang, saya hanya bisa meneruskan apa yang beliau lakukan untuk anak-anaknya. Setelah sholat, saya akan berdo'a bersama anak saya do'a-do'a yang selalu beliau panjatkan. Kemudian, saya akan mengajaknya mengaji bersama dan bercerita tentang kisah-kisah agama.
5. Buka Bersama Teman-teman
Setelah menikah, kayaknya saya hampir nggak pernah deh datang ke acara bukber bersama teman-teman saya. So far, undangan bukber yang saya hadiri ya undangan bukber kantor suami, atau teman-teman suami.
Padahal, dulu nih, dalam seminggu ada aja jadwal buka bersama. Bukber teman kantor, teman SMA, teman kosan, teman komunitas dan sebagainya. Sibuk berat. Haha. Sekarang, sore-sore selalu sibuk di dapur, membuat takjil dan menu makan besar untuk buka bersama keluarga kecil saya.
Baca tentang: Hangout di Gourmet Coffeenery Sukabumi
Yang bikin kangen sebenarnya bukan momen sibuk bukber sana sininya, tapi lebih ke kumpul-kumpul bareng teman-teman saya di bulan Ramadan.
6. Mudik Bersama Orang Tua
Sudah beberapa tahun ini saya tidak pernah mengunjungi daerah asal kedua orang tua saya, Blitar dan Banjarmasin. Setelah menikah, saya akan mudik ke rumah mertua di Bandung, atau rumah orang tua saya di Jogja.
Ada rasa rindu terhadap momen-momen mudik sebelum menikah. Mudik bersama kedua orang tua, ke rumah kakek dan nenek. Kalau sekarang sudah beda kisah, saya sudah menjadi orang tua dan anak sayalah yang mudik ke rumah kakek dan neneknya.
Terlebih lagi, setelah bapak saya meninggal, setiap ada kesempatan, pasti saya akan mengunjungi makam beliau di Jogja, sehingga sulit sekali mencari waktu untuk berkunjung ke Jawa Timur, apalagi Kalimantan Selatan.
7. Bebas Memilih Kue Kering
Terakhir nih, momen Ramadan yang juga saya rindukan saat sebelum menikah adalah bebas memilih kue kering untuk dibeli, tanpa memikirkan harus membayarnya karena semua ditanggung orang tua. Wkwk.
Meskipun sekarang bebas juga memilih kue apa saja yang saya inginkan, namun tetap saya harus memperhitungkan biayanya agar setiap pos selama Ramadan terpenuhi. Udah jadi menteri keuangan keluarga mah, beda cerita ya!
Baca juga: Aktivitas Ngabuburit Bersama Anak
7 momen Ramadan di ataslah yang membuat saya kangen masa-masa sebelum menikah. Tak terasa roda kehidupan berputar dan setelah menikah, tentu saya ingin menciptakan momen-momen Ramadan yang akan selalu dirindukan oleh anggota keluarga saya di masa yang akan datang.
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍