Merawat orang tua yang sakit merupakan salah satu wujud bakti anak kepada orang tuanya. Meski demikian, ternyata tidak semudah itu bisa hadir secara penuh untuk mendampingi orang tua yang membutuhkan perhatian ekstra.
Setelah sibuk masalah pindahan bulan Juni lalu, saat ini fokus saya dan suami kembali terpecah karena kondisi ayah mertua saya yang sedang kurang baik. Kami bolak-balik ke Bandung untuk menjenguk beliau dan suami saya bergantian dengan kakak-kakaknya untuk merawat ayahnya.
Bagaimana pengalaman kami merawat orang tua yang sakit dan apa saja tips yang sudah kami terapkan? Yuk, baca curhatan saya di bawah ini!
Menurunnya Kondisi Ayah Mertua
Beberapa bulan terakhir, keluarga suami saya sedang menghadapi ujian yakni sakitnya ayah mertua saya. Sebenarnya, beliau sakit sudah sejak lama, bahkan sebelum saya menikah. Beliau sudah pernah menjalani operasi dan kondisinya sempat membaik, bisa bekerja kembali dan beraktivitas seperti biasa.
Namun, setelah sempat jatuh dari kamar mandi dan kembali harus menggunakan alat bantu untuk berjalan, belakangan ini ayah mertua saya semakin sering sakit. Beberapa minggu terakhir bahkan harus bolak balik rawat inap di rumah sakit. Sangat disayangkan, selama dua atau tiga kali dirawat tersebut, keluarga kami tidak mendapat pencerahan akan sakit yang diderita oleh ayah mertua saya.
Jadi sepulangnya ke rumah, kondisinya belum benar-benar pulih dan kami pun kebingungan karena sebenarnya apa yang terjadi pada ayah mertua saya? Obat sudah diberikan, namun mengapa kondisinya terlihat tidak ada perubahan?
Baca juga: Mengatasi Gatal karena Ulat Bulu
Di masa-masa tersebut hingga sekarang, saya memperhatikan bagaimana kakak-kakak ipar dan suami saya merawat ayahnya. Saya jadi terkenang ketika almarhum ayah saya sakit, sedih sekali karena saya tidak bisa mendampingi beliau secara maksimal, karena saat itu masih memiliki bayi dan tidak diizinkan (oleh keluarga) untuk sering-sering ke rumah sakit dan meninggalkan anak saya.
Kembali ke cerita mengenai keluarga suami saya, ia merupakan anak bungsu dari 7 bersaudara. Punya 6 kakak yang masing-masing punya kesibukan dan pekerjaannya sendiri, tentunya. Meski demikian, saya perhatikan semuanya kompak untuk mengurus ayahnya dengan melakukan pembagian tugas.
Pengalaman Merawat Orang Tua yang Sakit
Dari ketujuh bersaudara ini, hanya dua orang yang merantau keluar kota, salah satunya adalah suami saya. Selama ayah mertua sakit dan benar-benar tidak bisa bangun dari kasur, kakak-kakak ipar saya bergantian menjaga beliau.
Di siang hari, ketika semua sibuk bekerja, mereka akan menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah untuk sekadar memeriksa kondisi ayahnya. Malam hari pun demikian, apalagi selama di rumah sakit, kakak-kakak ipar saya membuat jadwal piket harian. Siapa yang jaga siang dan siapa yang jaga malam.
Ketika momen ayah mertua saya yang sakit ini bersamaan dengan waktu libur sekolah, kakak ipar saya yang berada di luar kota dan bekerja sebagai ibu rumah tangga bergegas pulang. Di siang hari, kakak saya ini akan menghandle pekerjaan rumah dan menemani ayahnya, sementara di malam hari, yang berjaga beda lagi.
Hal yang sama berlaku ketika kami datang ke rumah. Suami saya dengan senang hati menggantikan tugas jaga kakaknya untuk merawat ayahnya.
Sejak sakit, ayah mertua saya jadi lebih banyak tidur di siang hari dan terjaga di malam hari. Maka, suami saya akan begadang semalaman untuk menjaga ayahnya. Saya pun maklum ketika pagi hingga siang hari suami saya memilih untuk tidur dibandingkan ngobrol atau main dengan anak kami meskipun itu akhir pekan.
Tips Merawat Orang Tua yang Sakit
Meskipun saya tidak sepenuhnya terlibat langsung dalam perawatan mertua saya, dalam artian hanya membantu ketika dipanggil beliau, dari pengalaman ini ada beberapa tips yang bisa diaplikasikan untuk teman-teman yang juga sedang berjuang merawat dan menemani ayah atau ibunya yang sedang sakit:
1. Saling Komunikasi Antar Anggota Keluarga
Berhubung ibu mertua saya sudah tidak ada, maka ayah mertua saya dirawat langsung oleh anak-anaknya. Dari kisah keluarga suami saya, saya melihat bahwa poin utama dalam merawat ayah mertua saya ini adalah komunikasi yang terjaga antar kakak beradik.
Masing-masing akan memberikan update mengenai kondisi ayah mertua saya melalui grup chat. Ketika membutuhkan bantuan untuk pendaftaran ke rumah sakit, mengantar check-up, dan informasi mengenai jadwal kontrol selanjutnya semua dikomunikasikan melalui grup sehingga semua anggota keluarga mengetahui kondisi terkini dari ayah mertua saya.
Demikian pula ketika ada anak-anak dari mertua saya yang berhalangan ketika harus berjaga, mereka akan berkomunikasi dan mencari solusinya bersama-sama.
Pada waktu pergantian shift jaga pun, orang sebelumnya akan menginformasikan kondisi terkini ayah mertua saya. Seperti sudah makan apa saja, sudah BAB/BAK berapa kali, sudah minum obat atau belum dan sebagainya.
2. Memenuhi Kebutuhan Fisik dan Psikologis
Saat orang tua sedang sakit, maka beliau sedang dalam kondisi tidak mampu untuk melakukan aktivitas fisik secara mandiri. Oleh sebabnya, kitalah yang membantu beliau untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Mulai dari makanan yang bergizi, minum, mandi, buang air bahkan hal-hal yang dianggap sederhana seperti menggaruk pun harus siap dilakukan oleh pendampingnya.
Selain itu, dukungan secara emosional juga sangat penting untuk menumbuhkan rasa semangat dan percaya diri orang tua yang sedang sakit. Dulu, saya terlalu lemah untuk memberikan kata-kata support untuk ayah saya. Belum-belum udah nangis duluan yekaan?!
Baca tentang: Dari Bapak, Aku Belajar...
Namun saya melihat suami saya lebih luwes dalam mengungkapkan hal-hal yang dibutuhkan oleh orang tuanya, seperti support, motivasi dan menjelaskan tentang sakit yang diderita beliau dalam bahasa yang sederhana. Selain itu juga mendengarkan apa yang jadi keluh kesahnya tanpa menjudge beliau.
3. Menciptakan Lingkungan yang Nyaman
Saya teringat pengalaman setelah melahirkan secara caesar, hampir 5 tahun yang lalu. Saat saya pulang ke rumah, ibu saya mengkondisikan kamar tempat saya tidur begitu new mom friendly. Semua kebutuhan saya dan bayi tersedia dalam jangkauan saya. Hal ini sangat memudahkan saya yang masih pemulihan untuk bisa lebih mandiri, minimal mengambil air minum atau popok bayi.
Sama halnya ketika kita merawat orang tua yang sedang sakit. Saya rasa penting sekali menata ruangan menjadi tempat yang ramah bagi mereka. Setidaknya menjaga kebersihan kamar, menyediakan kebutuhannya di tempat yang terjangkau dengan mudah. Sehingga, ketika tidak ada pendamping yang stand by, beliau bisa mengaksesnya sendiri.
4. Menjaga Kondisi Fisik dan Mental Pribadi
Merawat orang tua yang sakit bisa jadi hal yang melelahkan. Contohnya saja kondisi mertua saya tadi yang waktu tidurnya terbalik, siang tidur-malam bangun. Hal ini akan membuat pendampingnya menjadi kurang istirahat. Apalagi kalau setelah jaga malam, paginya harus bekerja, stamina bisa langsung menurun.
Jadi, pendamping juga harus memperhatikan dan menomorsatukan kondisi kesehatannya. Nggak kalah penting dengan bagaimana mereka memperhatikan kondisi kesehatan orang tuanya. Jangan sampai malah gantian sakitnya atau keduanya sakit.
5. Perbanyak Sabar
Beberapa bulan merawat orang tua yang sakit sepertinya tidak akan sebanding dengan berpuluh tahun orang tua merawat dan memperhatikan kita. Selain khawatir dengan kondisi orang tua, sebagai manusia biasa tentu ada masanya kita merasa lelah.
Namun, perbanyaklah sabar dan jangan menyerah. Sebagai orang yang sudah pernah mengalami kehilangan orang tua, justru menurut saya ketika orang tua sakit adalah momen terpenting untuk anak poll-pollan menunjukkan rasa kasih sayangnya, baktinya dan perhatiannya kepada mereka.
Selain tips-tips di atas, tentunya jangan berputus asa dalam berikhtiar mencari pengobatan terbaik bagi orang tua yang sakit. Tetap periksakan ke tenaga kesehatan profesional, berikan obat secara teratur dan mengikuti prosedur pengobatan yang dianjurkan.
Tentunya saya berharap apa yang sedang diupayakan dan didoakan oleh keluarga kami untuk ayah mertua saya memberikan akhir yang membahagiakan, dalam artian kesembuhan bagi beliau. Tulisan ini juga sekaligus menjadi penyemangat bagi teman-teman yang sedang merawat orang tuanya yang sakit.
Ada yang punya pengalaman serupa? Boleh sharing juga dong di kolom komentar ;)
6 Komentar
Walau orang tuaku bisa dikatakan dalam keadaan sehat cuma pernah juga ketika mereka sakit (apalagi pas keduanya kena covid dulu) ikut merasakan gimana perjuangan mengurusi orang tua. Ya masih belum sebanding dari mereka saat merawatku dari kecil. Yang jelas emang harus perbanyak sabar dan harus jaga kesehatan. Butuh fisik yang prima untuk urusin orang sakit soalnya.
BalasHapusSenangnya masih berkesempatan merawat orang tua yang sakit..
BalasHapusAgak sedikit mewek hati ini saat baca artikel mbak Ima. Bukan karena tulisannya mbak Ima, tapi saya jadi teringat almarhum Bapak saya, dari kesehatan beliau menurun hingga wafatnya saya tak bisa berada didekat beliau karena ngga bisa pulang dari Taiwan. Benar benar penyesalan luar biasa untuk saya..
Kini tinggal Ibu saya seorang, walau alhamdulillah beliau sehat wal'afiat (dan semoga terus begitu), tips dari mbak Ima untuk berbakti pada orang tua akan saya lakukan.
Thanks for sharing mbak ^^
tahun 2020, saat pandemi dimulai, kesehatan ibuku mendadak menurun, dari yang biasanya bisa bebenah rumah sendirian, sekarang mau jalan dari kamar ke kamar mandi saja susah.
BalasHapusEmang intinya perbanyak sabar ketika merawat orang tua yang sakit, tapi jangan sampai ikutan sakit juga ya kk... tetap sehat selalu yaaa..
Baru terjadi beberapa minggu yang lalu mbak,
BalasHapusSaat ibu mertu sakit, dan pernah saat keponakan sakit yang harus rawat inap beberapa hari di rumkit, jaga berdua sama kakak perempuan,
Kerasa banget capek setelahnya, dan emang penting banget, pendamping juga harus tetap jaga kesehatan supaya terus membersamai yang sakit
Semoga lekas sehat kembali untuk ayah mertua ya mbak
Semangat untuk bekerjasama merawat ayah mertua
Merawat orang tua yang sedang sakit memang butuh kesabaran ya, mbak. Dan harus dijaga betul kondisi pendampingnya, baik psikis dan fisiknya.
BalasHapusdear mbak Ima,
BalasHapusturut prihatin ya mbak. Merawat ortu yang sakit total, memang belum saya alami secara langsung, ketika mertua saya keduanya sakit dalam tempo lama, saat itu saya sedang hamil - melahirkan - atau memang tidak bisa meninggalkan rumah dalam tempo lama karena rumah kami cukup jauh jaraknya. Jadi hanya suami saja yang bolak balik menginap di rumah sakit,
Ketika adik saya stroke, pun saya mondar mandir rumah - ke rumah Ibu. Berpulangnya adik, meninggalkan luka cukup dalam...seandainya sajaaa saya dalam kondisi cukup mampu hingga sanggup merawat adik :(
semoga ayah mertua diberikan kesembuhan ya mbak
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍