Happy new year!
Selamat tahun 2023 dan say goodbye untuk tahun 2022 yang sudah memberikan banyak pengalaman hidup. Baik itu pengalaman baik atau buruk, mari kita jadikan sejarah yang sarat akan makna. Di tahun 2023 ini, semoga apa yang menjadi resolusi awal tahun bisa tercapai di sepanjang tahun ini.
Setelah menelusuri history, ternyata tahun 2022 lalu saya tidak menuliskan resolusi apa pun di blog ini. Berbeda dengan tahun 2021, di mana saya menulis Resolusi Literasi 2021. Bagi saya pribadi, yang orangnya selalu punya rencana dan berusaha hidup sesuai rencana yang telah dibuat, membuat resolusi di awal tahun itu menyenangkan dan membuat saya punya prediksi apa yang harus dilakukan saat rencana yang saya buat tidak bisa direalisasikan.
Highlight 2022
Sebelum masuk ke apa yang menjadi rencana saya di tahun 2023 ini, saya mau mengeluarkan unek-unek terlebih dahulu tentang apa yang terjadi di tahun 2022 lalu. Di akhir tahun, saya merasa hidup saya tahun lalu flat aja, tapi setelah ditelusuri kembali ada beberapa pengalaman yang perlu highlight karena sepatutnya menjadi pelajaran hidup untuk ke depannya.
1. Off Puasa Ramadan Almost Full :(
It was a horrible experience. Jadi ceritanya, saya memang punya riwayat penyakit asam lambung sejak lama. Namun, beberapa tahun belakangan nggak pernah lagi tuh yang kambuh parah sampai muntah-muntah atau harus bed rest.
Seingat saya, asam lambung saya kambuh parah adalah saat ayah saya meninggal dunia tahun 2020 (unconscious stressed kayaknya). Terakhir banget asam lambung saya naik adalah setelah saya minum segelas kopi yang disuguhkan pada saat bertamu ke rumah teman suami.
Baca juga: Dari Bapak, Aku Belajar...
Beberapa minggu sebelum bulan Ramadan tiba, saya memang sedang rutin menjalankan puasa untuk membayar hutang. Someday, saya sarapan dengan menu masakan suami yang taste-nya cukup pedas. Setelahnya, saya skip makan siang dan baru makan di sore harinya.
Malamnya, saya merasa pusing, mual dan gejala lain yang udah fix lah pasti naik asam lambungnya! At that time, semua obat-obatan lambung yang biasanya tokcer nggak ada yang berefek di badan saya. Kalau biasanya maag kumat hanya sehari atau dua hari, ini bertahan hingga 4 hari.
Puncaknya adalah saya harus masuk IGD karena udah merasa nggak sanggup lagi saat itu. Alhamdulillah, nggak ada masalah yang berarti dan terindikasi asam lambung naik karena makanan (terlalu pedas dan tidak teratur). Saya pun dipulangkan malam itu juga berbekal obat-obatan dari rumah sakit untuk pemulihan.
Besoknya, Ramadan tiba yang mana saya menyambutnya dengan antusias, dong! Ibu saya sampai datang jauh-jauh dari Jogja untuk merawat saya yang baru pulih dari sakit. Pasalnya, saat itu suami saya udah menghabiskan cuti dan nambah bolos untuk merawat saya di rumah.
Baru 3 hari menjalani puasa Ramadan, kondisi saya kembali drop di hari ke-4 puasa. Asam lambung mulai terasa naik jam 5 sore, saat saya sedang menanti adzan magrib. Saya menahannya hingga waktu berbuka tiba. Namun, mungkin karena kondisi memang belum pulih sepenuhnya, ampun deh! Balik lagi saya ke IGD :(
Walhasil, dokter tidak mengizinkan saya berpuasa dulu hingga kesehatan betul-betul pulih. Saya pun sama sekali nggak boleh skip makan 3 kali sehari dan benar-benar menjaga pola makan. Suami dan ibu saya pun menyarankan untuk tidak memaksakan diri menjalankan ibadah puasa selama belum memungkinkan *takut ngerepotin lagi juga mereun. lol!
Saaad bangeeet... Pengalaman tahun 2022 yang saya harap nggak akan pernah terulang kembali.
2. Berat Badan Naik Terus!
Seumur hidup, saya merasa sangat kesulitan untuk menambah berat badan. Fase termudah dalam hidup untuk menaikkan berat badan adalah pada saat hamil di tahun 2018. Ketika itu, berat badan saya bertambah hingga 18 kg hanya dalam waktu 9 bulan. Amazing!
Setelah melahirkan, berat badan saya yang mulanya masuk kategori underweight berubah menjadi ideal karena masih ada sisa 7 kg dari berat badan pada waktu hamil terakhir. Berat badan tersebut pun betah sampai tahun 2022 lalu.
Kayaknya, kenaikan berat badan saya yang cukup drastis ini dipengaruhi oleh kondisi saya pasca maag kambuh parah itu. Setelah sembuh, saya jadi nggak berani merasa lapar. Haha. Ada kekhawatiran penyakit asam lambung saya kembali kambuh ketika saya mulai merasa lapar.
Ini jadi sangat berpengaruh terhadap berat badan saya, yang awalnya nice berada di kategori ideal, sekarang menjadi hampir overweight. Tentunya ini membuat saya jadi tidak nyaman terhadap body sendiri.
3. Kerja, Kerja, Kerja Mulu :')
Awal tahun 2022 lalu, saya juga memutuskan untuk kembali bekerja. Berhubung suami saya masih belum memberikan lampu hijau untuk saya kembali ke ranah publik, saya mencari perusahaan yang menyediakan lowongan untuk pekerja remote.
Pekerjaan saya tidak berhubungan dengan dunia kefarmasian. Switch career namun saya menjalaninya dengan senang. Saking senangnya, saya jadi terlalu menikmati masa-masa bekerja ini. Sampai di akhir tahun, saya merasa kok waktu bersama anak dan suami jadi jauh berkurang ya?
Saya pun jadi tidak terlalu into blogging karena selalu mengutamakan pekerjaan. Saya juga mengesampingkan kegiatan saya bersama komunitas, padahal saya memiliki tanggung jawab juga di sana.
Cuan sih cuan, tapi kalau gitu-gitu amat saya juga malah merasa nggak produktif. Akhirnya, di akhir tahun kemarin saya memutuskan untuk resign dulu dari pekerjaan tersebut. Akan tetapi, saya dinego-nego supaya tidak jadi resign. Hhmmm..
Atasan saya menjanjikan load kerja yang lebih sedikit, namun penghasilan ditambah. Haha. Setelah berdiskusi dengan suami, saya diizinkan untuk tetap bekerja dengan catatan harus bisa lebih baik lagi dalam membagi waktu.
Tiga hal itu yang menjadi highlight saya di tahun 2022 lalu. Lantas apa resolusi saya di tahun 2023 ini?
Resolusi untuk 2023 yang Lebih Cemerlang!
Resolusi merupakan suatu pernyataan atau tujuan yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
Membuat resolusi setiap tahun dianggap penting karena dapat membantu seseorang untuk fokus pada tujuan jangka panjang dan memberikan dorongan untuk berubah atau mencapai sesuatu yang diinginkan.
Saya selalu membuat resolusi di awal tahun sudah sejak kuliah dulu. Memiliki resolusi membuat saya jadi punya target yang harus dicapai dalam tahun itu. Ini sangat membantu saya untuk fokus pada pencapaian di tahun tersebut.
Rasanya, saya dari dulu memang nggak bisa ya hidup go with the flow. Malah jadi banyak banget yang dipikirkan, ingin dicapai, tapi nggak jelas aja juntrungannya kalau nggak punya planning. Makanya saya rajin banget bikin rencana-rencana begini untuk sedikit banyak mengosongkan isi kepala saya dan jadi punya target hidup.
Dari flash recap 2022 di atas, ada beberapa rencana yang ingin saya jalankan untuk meningkatkan kualitas hidup di tahun 2023 ini.
1. Lebih Memperhatikan Kesehatan
Pengalaman sakit maag yang membuat saya nggak bisa berpuasa Ramadan hampir sebulan full tahun lalu, membuat saya benar-benar concern terhadap pola makan, pola tidur dan olahraga saya. Nggak hanya kesehatan fisik yang ingin saya perhatikan, tapi juga kesehatan kulit dan mental.
Seriously, baru di pertengahan tahun kemarin saya rutin menggunakan sunscreen. Sebelumnya, bodo amat tuh ama paparan sinar matahari *sosorrymyskin :(( Tahun ini, saya ingin melakukan rutinitas skincare-an dengan lebih niat dan rajin lagi.
Untuk memaintain kesehatan lambung saya, nggak berani lagi deh saya skip salah satu jadwal makan, baik itu pagi, siang atau malam. Ini sudah saya lakukan sejak sembuh dari sakit, tapi makannya malah jadi bablas sehingga berefek ke berat badan. Hehe.
Makanya, di tahun ini saya rencananya saya mau ikutan kelas-kelas meal plan dan workout untuk menjaga kebugaran tubuh. So far masih milih-milih kira-kira mana yang paling possible untuk saya ikuti baik dari segi waktu dan budget.
Selanjutnya, entah gimana caranya saya mau membatasi diri untuk tidak terlalu overthinking. Salah satu penyebab saya suka rungsing sendiri di rumah adalah karena kebanyakan pikiran. I knew that, bahkan suami saya juga sering bilang, "Coba santai dikit lah jadi orang...". Wkwk.
Padahal menurut saya, saya yang sekarang ini masih jauh lebih imperfectionist dibandingkan saya 3 atau 4 tahun yang lalu. Di tahun ini, saya mencoba untuk rutin menulis jurnal kegiatan harian agar pikiran nggak terlalu semrawut dan berisik.
2. Menjadi Madrasah Utama untuk Anak
Ini sebenarnya bukan resolusi tapi kewajiban ya, lol. Nggak apa-apa, saya masukkan saja dalam daftar resolusi sebagai pengingat diri sendiri juga. Setelah menjadi orang tua, saya jadi sadar banget betapa beratnya tugas mendidik dan membersamai anak-anak itu.
Apalagi kalau melihat dan membaca berita yang isinya anak-anak saling merundung, tidak menghargai orang tua, bahkan lebih memilih untuk berhenti sekolah dan menikah dibandingkan belajar. Nangis banget!
Saya ingin lebih banyak lagi hadir untuk anak saya, menemaninya bermain, belajar, meluangkan waktu untuk membacakan buku dan bertukar pikiran. Katanya, usia 0 - 6 tahun itu adalah masa emasnya anak-anak. Mumpung anak saya masih 4 tahun, saya ingin memanfaatkan waktu emas ini dengan sebaik mungkin.
Saya suka insecure melihat perkembangan anak-anak seusia anak saya yang sudah bisa menulis, membaca atau menghafal Al-qur'an. Melihat ibu-ibu lain yang kreatif bikin aneka DIY permainan anak juga membuat saya merasa, "Haduh! Gue kok nggak kreatif amat?". Heisshh..
Padahal peran sebagai ibu ini tidak untuk dibanding-bandingkan tapi ditunaikan. Sebenarnya dalam hati yang terdalam saya juga yakin, anak saya pasti punya waktunya sendiri untuk bisa begini dan begitu. Tinggal gimana saya dan papanya saja yang rajin-rajin memberikan stimulasi.
3. Back to Blogging, Belajar Hal Baru
Rencana saya dalam hal pekerjaan di tahun ini adalah pengen agak slow down dan kembali fokus mengurus blog-blog kesayangan ini. Meski demikian, saya juga tetap akan membuka kesempatan untuk belajar banyak hal baru.
Baca ini juga: A Place to Share
Saat ini, saya sudah menerima tawaran untuk mengelola salah satu website bertema pemberdayaan perempuan. Project-nya belum mulai tapi saya cukup excited karena akan bekerja bersama orang-orang baru lagi dan mendapatkan pengalaman yang pastinya juga berbeda.
Saya juga ingin mengikuti kelas dari platform-platform belajar, misalnya belajar tentang menjadi virtual assistant atau SEO specialist. Tujuannya ya supaya nggak berada di zona nyaman terus dan bisa naik level dikit, udah ngeblog sejak 2020 rasanya masih di sini-sini aja, nih! Haha.
Baca juga: Belajar SEO, Tips PDKT dengan Mesin Pencari
Tahun baru, harapan baru dan bakalan tinggal di kota yang baru lagi nanti. Hwaiting!
Kalau teman-teman, punya resolusi dan ingin belajar hal baru apa di tahun 2023 ini? Ikut sharing yuk di kolom komentar!
1 Komentar
Ikut sedih pas baca yg ga bisa ikut puasa Krn asam lambung mba. Tau bangetttt ga enaknya. Asam lambung juga separah itu sih, tapi tiap kumat aja udh sangat ganggu. Apalagi kalo udh agak parah.
BalasHapusResolusi aku selalu bikin stiap tahun. Kayaknya kalo ga ada resolusi, aku jadi bingung sendiri mau mencapai apa dalam hidup. Resolusi ini jadi kayak bimbingan supaya tahu apa yg hrs dilakuin utk mencapai target :).
So far target yg aku bikin selalu nya ttg financial target, dan traveling 😄. Negara baru mana yg mau didatangin, domestik kemana. Yg begitu2 lah. Kalo financial palingan target, return dari saham harus berapa, LM ku harus nambah berapa gram, rek mata uang asing harus nambah berapa.
Jadi aku bisa tau langakh2 apa yg harus diambil
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍