22 Desember di Indonesia dikenal sebagai peringatan hari ibu. Selamat hari ibu, apa kabar ibu hari ini?
Dilansir dari survey yang dilakukan Kantar (Covid Pulse Monitoring), tingkat kecemasan serta tekanan yang dialami oleh para ibu selama masa pandemi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini salah satunya disebabkan karena peran ibu semakin bertambah sejalan dengan work from home dan school from home yang sudah kita lakukan selama dua tahun terakhir.
Tepat di momen hari ibu, 22 Desember 2021 kemarin, Danone Spesialized Nutrition (SN) Indonesia melalui Sahabat Bunda Generasi Maju menyelenggarakan webinar dengan tema "Mengelola Emosi Positif Bunda dalam Pengasuhan Si Kecil". Acara ini terbuka untuk umum dan terlaksana melalui platform zoom.
Sangat relate dengan keseharian saya sebagai isteri dan juga ibu dari seorang putera, kesempatan ini tidak saya sia-siakan karena narasumber yang hadir adalah Anna Surti Ariani atau yang akrab disapa Bu Nina, seorang Psikolog Klinis Anak dan Keluarga.
Mengenali Beragam Emosi
Bu Nina menjelaskan, bahwasanya spektrum emosi itu sangat luas. Tak terbatas hanya senang, sedih dan marah. Beragam emosi ini adalah hal yang wajar dirasakan oleh seorang individu. Setiap emosi yang kita rasakan adalah hal yang valid.
Dalam hal pengasuhan anak, sebagai orang tua tentu kita merasakan yang namanya roller coaster emosi. Ada kalanya kita begitu senang ketika melihat anak-anak sudah bisa mengambil minumnya secara mandiri dari dispenser, di sisi lain kita merasa kecewa dan marah karena anak berulang kali menumpahkan air minum meskipun sudah kita peringatkan untuk tidak melakukannya.
Baca juga : Apakah Aku Ibu yang Baik?
Di masa pandemi, peran ibu sebagai pilar keluarga semakin bertambah. Ibu harus menyiapkan segala keperluan anak, suami dan juga dirinya sendiri, menjadi pendamping dan pendidik anak-anaknya selama sekolah daring hingga bekerja sambil mengurus anak dari rumah.
Banyaknya aktivitas dan pekerjaan yang dilakukan dari rumah namun tidak diimbangi dengan aktivitas me time yang layak, membuat tekanan yang dirasakan oleh para ibu semakin berat sehingga memunculkan beragam emosi negatif.
Spektrum Emosi |
Stress yang dirasakan secara berlebihan tentu dapat menyebabkan efek domino yang dirasakan oleh anggota keluarga di rumah terutama anak-anak. Padahal, kondisi fisik erat kaitannya dengan kondisi mental. Sehingga, kita butuh untuk menyehatkan tubuh untuk menjaga kondisi mental dan juga sebaliknya.
Baca tentang : Mengajarkan Ragam Emosi Melalui Buku "Seri Mengenal Emosi"
Pada dasarnya, stress sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh dan pikiran kita untuk terus berjuang dan mencari hal-hal baru agar dapat keluar dari rasa stress tersebut. Stress ini disebut dengan stress yang normal (eustress).
Dalam perjalanan pengasuhan anak, ada banyak faktor yang menimbulkan tekanan di mana semua permasalahan dan tekanan yang hadir dapat menyebabkan kondisi mental yang kurang baik seperti parental burnout.
Misalkan saja, adanya toxic positivity yang membuat mental seorang ibu down. Ketika seorang ibu sudah kelelahan dan seharusnya mendapatkan bantuan, sugesti yang timbul dari lingkungan atau bahkan dirinya sendiri adalah bahwa seorang ibu pasti kuat dan bisa melalui itu semua sendirian. Ibu tidak boleh sakit.
Bisa juga karena kondisi sandwich generation yang mana ibu tidak hanya harus memikirkan keluarganya sendiri tapi juga mengurus anggota keluarga lain seperti ibu, ayah, kakak dan adik-adiknya.
Sad but true, kesehatan mental para ibu masih kurang menjadi concern. Adanya faktor lingkungan, budaya serta stigma yang membuat ibu sering kali mengesampingkan kondisi emosionalnya. Label bahwa setiap ibu harus selalu bahagia dalam membersamai anak-anaknya, kadang tidak dibarengi dengan support yang membuat ibu merasa benar-benar didukung dan tidak merasa sendirian.
Mengelola Emosi Positif dalam Pengasuhan
Semua emosi yang kita rasakan itu valid. Baik itu emosi positif maupun emosi negatif yang muncul. Akan tetapi, kita sebagai ibu perlu punya cara untuk mengelola emosi negatif tersebut agar tidak berdampak ke pola pengasuhan terhadap anak-anak.
Semakin kita bisa mengelola emosi yang kita sedang rasakan, semakin mindful juga kita saat membersamai anak-anak. Sehingga, harapannya sih nggak ada lagi penyesalan yang kita ungkapkan di malam hari ketika si kecil terlelap.
Narasumber #webinarsahabatbundagenerasimaju |
Bu Nina membagikan tips mengenai kegiatan yang bisa lakukan untuk mengelola emosi agar emosi positif yang muncul tetap terjaga :
Mind - Body Connection
Seperti yang sudah disampaikan di atas bahwa tubuh dan pikiran kita terkoneksi satu dengan yang lainnya. Melakukan kegiatan yang menyehatkan tubuh, akan memberikan efek juga pada kesehatan mental.
Hal-hal yang perlu kita biasakan untuk menjaga mind - body connection ini seperti berolahraga rutin, mengkonsumsi makanan sehat, beristirahat yang cukup dan tidak mengkonsumsi rokok atau alkohol.
Menenangkan Diri
Saat kita sedang merasa emosi negatif mulai menguasai diri, hal termudah yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengatur nafas. Saat melihat anak menunjukkan perilaku menantang, ambil jeda sejenak, tenangkan diri kita dengan menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya.
Baca juga : Tentang Anak yang (Katanya) Nakal
Menenangkan diri juga bisa dilakukan dengan grounding tools. Perhatikan sekitar kita lalu hitung 5 hal yang dapat dilihat, 4 hal yang dapat disentuh, 3 hal yang dapat didengar, 2 hal yang dapat dicium baunya serta 1 hal yang dapat kita rasakan.
Dengan melatih cara-cara seperti ini, emosi negatif kita akan lebih terkontrol sehingga ucapan dan tindakan yang kita lakukan pada saat merespon perilaku anak itu bisa dilakukan dengan sadar, bukan secara impulsif.
Mengenali Batasan Tubuh dan Psikis
Semua ibu adalah manusia biasa, bukan super woman atau wonder woman. Ada kalanya tubuh kita akan memberikan sinyal ketika sudah mulai kelelahan baik secara fisik maupun psikis. Jangan abaikan sinyal tersebut dan ambil waktu untuk beristirahat sejenak.
Mungkin ibu bisa membuat skala prioritas, kegiatan mana saja yang wajib dan urgent untuk dilakukan sendiri, mana yang bisa ditunda atau didelegasikan. Diskusikan juga dengan pasangan atau keluarga yang ada di rumah sehingga beban pekerjaan ibu-ibu bisa berkurang.
Bersosialisasi
Pandemi memang membuat aktivitas outdoor kita terbatas. Tapi, bukan social distancing yang harus diterapkan melainkan physical distancing. Lakukanlah interaksi dan sosialisasi dengan sahabat, keluarga dan support system lainnya agar kita tidak selalu merasa sendiri dan terkurung di dalam rumah.
Di era digital ini, kita bisa memanfaatkan berbagai platform untuk terus menjalin komunikasi dan silaturahim dengan orang-orang di luar rumah. Ibu juga bisa mencoba untuk mengikuti grup support atau komunitas yang sesuai dengan minat dan kebutuhan untuk menyalurkan apa yang disukai.
Baca tentang : 4 Elemen Utama dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak
Gadget Management
Media sosial bisa menjadi platform yang bermanfaat jika kita bisa memanfaatkannya dengan bijaksana. Bisa juga menjadi sesuatu yang toxic ketika kita menggunakannya secara berlebihan.
Oleh sebabnya, sesekali kita butuh hari-hari di mana tubuh dan pikiran kita steril dari media sosial maupun gadget. Dengan membuat gadget management, kita akan lebih mudah untuk mengontrol emosi-emosi yang timbul dari melihat hiruk pikuk di dunia maya.
Meminta Bantuan Expert
Apabila semua sudah kita lakukan dan emosi negatif di dalam diri masih menguasai, jangan ragu untuk meminta bantuan dari ahlinya. Ibu bisa membuat janji dengan psikolog klinis, di era modern seperti saat ini untuk berkonsultasi dengan psikolog pun bisa dilakukan via daring yakni dengan telekonseling.
Jangan sampai, stress yang berlebihan ini membuat kita sebagai orang tua melakukan hal-hal yang justru dapat semakin merusak diri. Hindari melakukan kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain hingga menyakiti, melampiaskan emosi begitu saja pada orang-orang yang ada di lingkungan sekitar dan hindari negative self-talk.
Klub Bunda Generasi Maju
Head of Carelines and Communities Danone SN Indonesia, Flora Pramasari, mengatakan bahwa peran ibu dalam pengasuhan anak dalam keluarga sangatlah penting. Oleh sebabnya, Danone SN Indonesia bersama Sahabat Bunda Generasi Maju menghadirkan #webinarsbgm "Mengelola Emosi Positif Bunda dalam Pengasuhan Si Kecil".
Menghadiri #webinarsahabatbundagenerasimaju |
Momen webinar ini bertepatan dengan momen perayaan hari ibu sebagai wujud apresiasi dari Danone SN Indonesia bersama Sahabat Bunda Generasi Maju untuk para ibu yang sudah dengan gigih mengemban peran ganda yakni mengasuh anak dan mengurus segala pekerjaan rumah tangga selama ini.
Dilla Dinda, perwakilan dari Sahabat Bunda Generasi Maju Danone SN Indonesia yang memiliki latar belakang pendidikan gizi juga ikut menyampaikan kalau sudah banyak ibu yang melakukan konsultasi, di antaranya mengenai masalah pengasuhan dan problematika urusan pekerjaan domestik lainnya yang membuat pikiran ibu-ibu terbagi.
Webinar SBGM ini diharapkan dapat menjadi angin segar bagi para ibu untuk dapat mengelola emosinya dengan baik dan berdampak pula di pola pengasuhan yang diterapkan.
Danone SN Indonesia bersama Sahabat Bunda Generasi Maju juga menghadirkan Klub Bunda Generasi Maju yang di dalamnya ada banyak sekali benefit yang akan para ibu dapatkan :
- Adanya call center SBGM yang hadir selama 24 jam
- Kuliah Whatsapp seputar nutrisi, tumbuh kembang dan pengasuhan anak
- Konsultasi bersama para Ahli
Untuk informasi lebih lengkap mengenai Klub Bunda Generasi Maju, teman-teman dapat mengunjungi website Sahabat Bunda Generasi Maju atau melalui nomor WA 0823 6036 0660.
Semoga informasi yang saya sampaikan ini bermanfaat untuk kita sebagai orang tua, agar dapat mendampingi tumbuh kembang anak-anak secara mindful dan penuh dengan emosi positif.
Yogyakarta, 27 Desember 2021
11 Komentar
Wah terima kasih Bun untuk sharingnya, sangat bermanfaat.
BalasHapusMembersamai anak-anak memang sangat fluktuatif emosinya hehe.
Inginnya menjadi ibu ideal, tetapi terkadang susah menahan emosi kurang baik.
Beberapa waktu lalu, saya juga sempat diet sosial media. Efeknya luar biasa membantu untuk menurunkan stres ternyata,wkwkwk. Walaupun belum bisa lepas benar dari sosmed, mengatur penggunaan gadget, terutama dalam memantau sosial media memang berpengaruh banget sih terhadap keseimbangan emosi ibu. Itu saya rasain banget soalnya hehe.
BalasHapusIni materinya daging banget sih, mengelola emosi dalam pengasuhan anak. Memang setiap ibu harus selalu bahagia dalam membersamai anak-anaknya, jangan sampai ibu merasa sendirian tanpa dukungan. Seperti join Klub Bunda Generasi Maju ini yang akan membantu
BalasHapusAku masuk tim yang percaya banget dengan mind-body connection. Salah satu caraku untuk healing adalah dengan beraktivitas fisik yang positif. Kadang hanya dengan sesimpel menyapu halaman dan merawat tanaman emosi negatifku bisa lebih terkendalikan.
BalasHapusWah aku harus belajar tentang spektrum emosi nih. Pengenalan emosi begini perlu banget buat memahami bagaimana perilaku seseorang atau bahkan diri sendiri.
BalasHapusPenting banget belajar mengenali dan mengelola emosi positif balad seorang ibu. Pengen banget deh join klubnyaa
BalasHapusMengelola emosi baik positif terutama negatif untuk seorang ibu penting banget ya karena kaitannya dengan pengasuhan anak. Apalagi seorang ibu tidak hanya memiliki peran dalam pengasuhan anak tapi juga mengurus rumah tangga serta anggota keluarga lainnya apalagi jika termasuk dalam Generasi Sandwich. Semoga semua Bunda di mana pun berada selalu bisa mengelola emosi dimana pun berada.
BalasHapusPenasaran deh mba gimana sih caranya ikutann? Materinya seru2 bangett kayaknyaa. hihi.. apalagi soal emosi ketika mengasuh anak ini, aku butuh banget haha
BalasHapusterima kasih buat sharing materinya, mbak. memang sebagai ibu kita ini lumayan rentan ya emosinya terganggu karena berbagai hal. makanya nih penting banget bagi kita untuk bisa mengelola emosi yang kadang naik turun ini
BalasHapusBersama Klub Bunda Generasi Maju, maka sesama Bunda akan saling menguatkan. Kebutuhan sosialisasi setiap manusia yang sejak pandemi menjadi sangat berkurang dan berjarak.
BalasHapusSemoga sehat selalu, wahai para Ibu dimanapun berada.
Aku ni riwayat ga kenal emosi terus skrg defensif. Semoga anak-anakku mengenal emosi dan lebih baik dari aku
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍