Tulisan ini masih berkelanjutan dari tulisan-tulisan saya sebelumnya yakni tentang Konferensi Ibu Pembaharu yang berlangsung tanggal 17-22 Desember 2021 lalu.
Di tanggal 20 Desember 2021, yaitu di hari keempat perayaan satu dekade Ibu Profesional, dua narasumber inspiratif kembali hadir untuk berbagi kisahnya dan menumbuhkan motivasi untuk para perempuan di seluruh dunia.
Tema yang dibawakan di hari Senin lalu adalah "Aku Berdaya, Aku Berkarya" serta "Lingkungan dan Kehidupan yang Berkelanjutan". Maureen Hitipeuw sebagai seorang inspiring single mom hadir di sesi pertama.
Baca tentang : Semarak Pembukaan Konferensi Ibu Pembaharu
Dilanjutkan dengan pemaparan mengenai sustainable living yang dijalankan oleh Listriana Suherman bersama pasangannya. Kedua wanita ini sama-sama merupakan founder yang bergerak di bidangnya masing-masing dan menjadi wadah bagi banyak orang untuk belajar dan berbagi ilmu.
Single Mom, Single Fighter (?)
Menikah dan hidup berbahagia bersama pasangan untuk selama-lamanya adalah narasi fairytale yang masih sering diidam-idamkan oleh seluruh perempuan yang merasa sudah menemukan tambatan hatinya. Is it wrong? Tentu tidak. Semua orang boleh bermimpi, mimpi kan gratis ;)
Tapi, tidak semua mimpi yang kita harapkan menjadi kenyataan. Sebagian perempuan harus menerima kenyataan pahit yakni berpisah dengan pasangan hidupnya dan melanjutkan hidup sebagai seorang single fighter demi anak-anaknya atau keluarganya.
Menjadi ibu tunggal membuat saya menyadari bahwa saya memiliki kekuatan yang tidak saya sadari dan membuat saya lebih kuat dari sebelumnya...-Maureen Hitipeuw, Konferensi Ibu Pembaharu 2021
Inilah yang harus dialami oleh Maureen Hitipeuw 11 tahun silam. Perceraian membuat dirinya harus berjuang sebagai seorang single mom. Sempat mengalami masa-masa terpuruk pasca perceraian, Maureen bangkit dan menolong sesama perempuan yang memiliki latar belakang serupa untuk sama-sama belajar dan memberdayakan dirinya bersama Single Mom Indonesia (SMI).
Perjalanan Bangkit dan Menerima Kenyataan
Maureen mengungkapkan, sebelum dirinya bisa membangun Single Mom Indonesia sebagai wadah untuk para single mom belajar, berbagi ilmu hingga dapat berdaya dan berkarya, beliau mengalami 5 level of grieving (denial, anger, bargaining, depression, acceptance).
Menurut beliau 5 tahapan tersebut merupakan hal yang wajar dialami oleh seseorang ketika berada di masa-masa tersulitnya seperti saat harus kehilangan pasangan pasca bercerai maupun cobaan hidup yang lainnya.
Kita semua punya kemampuan untuk bangkit dan berdaya guna membaharui diri kita masing-masing...-Maureen Hitipeuw, Konferensi Ibu Pembaharu 2021
Setelah akhirnya berhasil bangkit dan berdaya kembali, Maureen pun membagikan tips untuk para single mom untuk bisa bangkit dan berdaya :
Bersikap Proaktif dan Merubah Mindset
Mencari bantuan dan dukungan untuk diri sendiri maupun anggota keluarga. Jangan sungkan untuk meminta bantuan profesional apabila memang merasa membutuhkannya.
Mengubah pola pikir itu penting agar kita keluar dari perasaan "menjadi korban". Sadari bahwa kita bisa bangkit kembali, jangan berpikir bahwa menjadi single mom adalah hukuman mati.
Baca juga : Konferensi Ibu Pembaharu, From Zero to Hero
Meksipun berat dan di awal terseok-seok, pola pikir negatif yang ada pasti bisa berubah dengan usaha dari dalam diri sendiri.
Ciptakan Visi Positif
Pikirkan dan buat visi positif untuk hidup ke depannya. Mau dibawa ke mana hidup kita dan anak-anak? Raih kembali kendali hidup kita dan ciptakan gambaran yang jelas tentang tujuan kita.
Buat Prioritas
Fokuslah pada menciptakan kegiatan dan hal-hal yang berkualitas, tidak perlu terlalu memikirkan hal-hal kecil yang tidak membawa manfaat bagi hidup kita.
Terus Belajar
Kenali potensi diri, temukan passion dan belajar sehingga kita akan terus bertumbuh sebagai individu.
Lepaskan Masa Lalu
Melangkahlah ke depan tanpa perlu menggeret koper masa lalu. Cara untuk melepaskan dan mengikhlaskan masa lalu dapat bermacam-macam seperti terapi, berolahraga, yoga dan lainnya.
Berani Berkata, "Tidak"
Belajar untuk mengatakan "Tidak" untuk hal-hal yang membuat kita tidak nyaman.
Setelah melalui perjalanan bangkit dan berdaya kembali, Maureen sadar bahwa di Indonesia sendiri, ketika itu masih jarang sekali komunitas yang menjadi tempat belajar dan berbagi untuk perempuan yang berstatus single mom. Akhirnya beliau berinisiatif untuk mendirikan Single Mom Indonesia pada 8 September 2014.
Single Mom Indonesia, Saling Support Bagai Saudara
Yang menarik dari komunitas SMI ini seperti yang dipaparkan oleh Maureen dalam conference hall Konferensi Ibu Pembaharu, para single mom yang sudah mencapai tahapan acceptance akan menjadi mentor bagi teman-teman single mom lain yang baru bergabung atau yang masih di tahap awal kedukaan.
Sehingga kehadiran SMI menjadi wadah bagi para ibu tunggal untuk mendapatkan support system, teman-teman bahkan keluarga baru yang saling mendukung, mendengarkan semua cerita tanpa ada judging.
Dengan misinya memberdayakan ibu tunggal, SMI menghadirkan program-program seperti support group, training dan mentorship serta kegiatan lainnya baik secara offline maupun online. Semua ini berfokus agar keluarga dari para ibu tunggal dapat bertahan, mandiri dan berkembang.
Bersama SMI, Maureen berjuang untuk menghapus stigma negatif masyarakat terhadap label perempuan orang tua tunggal.
Cintai Lingkungan demi Bumi yang Berkelanjutan
Setelah mengikuti kisah perjalanan dan perjuangan Maureen Hitipeuw bersama komunitas Single Mom Indonesia, agenda satu dekade Ibu Profesional kembali berlanjut dengan pemaparan mengenai lingkungan dan kehidupan yang berkelanjutan bersama Listriana Suherman.
Bersama suaminya, Listriana yang akrab disapa Nana mendirikan Bandung Permaculture, Permaculture Living Initiative Indonesia dan Garut Integrated Area. Pertanyaannya, apa sih permaculture itu?
Permaculture sendiri merupakan kependekan dari permanent agriculture, didefinisikan sebagai cabang ilmu desain ekologis, teknik ekologis dan desain lingkungan yang mengembangkan arsitektur berkelanjutan dan sistem pertanian swadaya berdasarkan ekosistem alam.
Permaculture untuk Bumi yang Lebih Sustainable
Pada intinya permaculture ini mengintergrasikan secara harmoni antara lahan dengan manusia untuk menyediakan berbagai kebutuhan hidup seperti tempat tinggal, makanan, energi serta hal lain terkait kebutuhan material maupun non-material dengan cara yang berkelanjutan.
Perbedaan utama antara organic gardening dengan permaculture ini adalah :
Organic Gardening
- Menghasilkan hasil panen yang banyak tapi dari sedikit ragam produsen
- Menghasilkan produk yang siap panen pada saat yang bersamaan
- Pengendalian hama dipantau secara ketat
- Sebagian besar dikerjakan oleh tenaga manusia
Permaculture
- Memiliki lebih banyak range produk seperti makanan, bahan bakar hingga habitat
- Memanfaatkan kebun untuk memelihara rumah seperti untuk menahan angin, melindungi dari teriknya matahari, dan juga filter udara
- Resapan air menentukan tanaman apa yang dapat ditanam
- Menggunakan kembali sumber daya yang didapat secara lokal
- Pengendalian hama terpadu
- Berbagi hasil panen bersama hewan-hewan yang bekerja di sana
Ketahanan Pangan dari Rumah
Tertarik kah teman-teman setelah mengetahui gambaran dari tinggal di lingkungan permaculture? Seru banget ya kayaknya back to nature gini, yang ada di bayangan saya tempat seperti ini cocok banget buat ruang healing gitu.
Dari pemaparan Nana mengenai permaculture tadi, kita menjadi tahu bahwa dengan penerapan permaculture ini kita akan dapat memproduksi bahan-bahan makanan sendiri. Dari sinilah kita bisa mencanangkan ketahanan pangan dari rumah, tentunya untuk kehidupan bumi yang berkelanjutan.
Anak-anak harus diajarkan dan dibiasakan dengan cara yang menyenangkan untuk melakukan aktivitas mencintai lingkungan. Karena kalau kita, para orang tua sudah tidak ada maka anak-anaklah yang akan melanjutkan untuk melindungi bumi ini...-Listriana Suherman, Konferensi Ibu Pembaharu 2021
Setidaknya ada tiga tipe tanaman yang dapat ditanam di lahan permaculture yakni perrenial, bienial dan annual. Tentu saja masing-masing tanaman memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri.
Hasil panen dari berbagai tanaman permaculture tadi dapat dimanfaatkan untuk colorfood for immune booster. Di mana tanaman dengan warna yang berbeda-beda dicampurkan dalam satu masakan sehingga kita akan mendapatkan manfaat yang sangat kaya dari masing-masing bahan yang memiliki warna yang berbeda-beda tersebut.
Menjadi Bagian dari Agen Perubahan
Mengambil inisiatif untuk menjadi agen perubahan sebenarnya merupakan hal yang mudah. Pilihannya adalah apakah kita bersedia atau tidak? Yang tersulit adalah mengumpulkan tekad, keberanian dan mengambil langkah awal.
Para narasumber yang memaparkan materinya membuat saya semakin membuka mata, bahwa menjadi seorang changemaker itu hanya bisa dilakukan jika kita memiliki tekad dan kemauan yang kuat, persisten dan tidak mudah menyerah menghadapi tantangan.
Semoga kita semua bisa mengambil bagian menjadi agen perubahan yang nyata ya ;)
Yogyakarta, 24 Desember 2021
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍