Setelah menyelesaikan misi demi misi di Pantai Bentang Petualang Kelas Bunda Sayang #6 Institut Ibu Profesional, saya melanjutkan perjalanan saya di Kelas Bunda Cekatan #3.
Bunda Cekatan merupakan jenjang perkuliahan ketiga yang saya tempuh di Institut Ibu Profesional. Tahap pertama adalah Matrikulasi dan tahap kedua ya Bunda Sayang yang di awal saya sebutkan.
Semua jurnal pembelajaran saya selama berada di Institut Ibu Profesional saya simpan di blog ini. Untuk teman-teman yang ingin tau seperti apa dua kelas yang sudah saya ikuti sebelumnya, boleh langsung ketik "Matrikulasi" atau "Bunda Sayang" di kolom pencarian pada blog ini.
Tahap Telur Hijau - Bunda Cekatan #3
Tulisan ini akan menjadi awal jurnal perkuliahan saya di Kelas Bunda Cekatan #3.
Berbeda dengan petualangan saya sebelumnya di Kelas Bunda Sayang yang mana saya menyelesaikan misi di Pantai Bentang Petualang, kali ini saya bersama teman-teman lain diibaratkan akan melakukan metamorfosis di Hutan Kupu-Kupu Cekatan.
Pada tahap pertama, kami merupakan telur-telur hijau. Di dalam telur hijau ini, kami diminta untuk melakukan kontemplasi untuk dapat melacak apa saja kekuatan kami.
Saya diminta untuk mencari hal apa yang paling saya suka dan paling saya bisa. Kegiatan yang rutin saya lakukan dari rumah. Mungkin tidak saya sadari bahwa kegiatan tersebut bisa menjadi kekuatan saya untuk berkembang menjadi lebih cekatan dalam bidang tersebut.
Sebagai seorang ibu rumah tangga, dalam benak saya yang terpikirkan hanya, "Saya suka mencuci baju dan beres-beres rumah".
Tapi saya BUKAN HANYA seorang ibu rumah tangga. Saya juga merupakan seorang individu yang punya peran lain. Saya Ima, saya istri dan saya ibu dari seorang anak laki-laki.
Setelah dipikirkan kembali, saya juga nggak seneng-seneng amat sebenarnya mencuci baju dan beres-beres rumah. Semua itu hanya rutinitas sehari-hari yang menurut saya paling gancil untuk dikerjakan.
Melacak Kekuatan dalam Diri
Lalu bagaimana saya bisa melacak dan memetakan mana hal yang paling saya suka dan saya kuasai?
Ada beberapa langkah yang saya lakukan sehingga, 5 telur hijau saya terisi penuh dengan hal-hal yang menurut saya akan menjadi kekuatan saya karena saya paling suka dan paling bisa dalam hal tersebut.
1. Membuat Daftar Kegiatan
Langkah pertama yang saya lakukan adalah dengan membuat daftar kegiatan sehari-hari. Rutinitas apa saja yang saya kerjakan mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi di malam hari?
Dengan membuat daftar kegiatan, akan lebih mudah untuk menentukan dan mengurutkan kegiatan tersebut menjadi 4 kuadran.
Catat saja semua, Bund. Mulai dari pagi hari menyapu, menyiapkan sarapan, menemani anak sarapan, memandikan anak, mencuci baju, melipat baju, menemani anak bermain dan seabrek kegiatan lainnya selama 24 jam dalam sehari.
2. Membaginya ke Dalam 4 Kuadran
Setelah membuat daftar kegiatan tadi, saya mengelompokkannya ke dalam 4 kuadran aktivitas. Keempatnya terdiri dari "Suka dan Bisa", "Suka dan Tidak Bisa", "Tidak Suka dan Bisa", "Tidak Suka dan Tidak Bisa".
Saya nggak akan menuliskan pembagian daftar kegiatan tersebut secara detail di sini. Yang jelas, bukan hanya menaruh perhatian pada kegiatan yang saya suka dan bisa, tapi juga bagaimana saya menyikapi aktivitas di kuadran lainnya?
Baca juga : Menyentuh Dapur
Misalnya, saya suka memasak tapi saya tidak (belum) bisa membuat masakan yang enak sesuai standar anak saya. Sehingga kadang, anak saya menolak apa yang sudah saya masak. Wqwq sad~
4 kuadran aktivitas saya |
Cara saya menyikapinya adalah dengan terus latihan dan mencoba untuk memasak berbagai masakan dan meminta saran dari suami saya yang lebih mahir dalam memasak. Tapi nggak jarang juga dahlah beli aja. Haha.
Kemudian untuk kegiatan yang berlabel "tidak suka", baik bisa maupun tidak bisa, saya memilih untuk mendelegasikan tugas tersebut pada suami. Misalnya, saya bisa bersih-bersih dan mengurus sampah tapi saya tidak suka. Maka, biarkan suami saya yang mengambil alih pekerjaan tersebut sehari-hari.
Begitu pula dengan kegiatan menyikat kamar mandi, biasanya suami saya yang rutin melakukan kegiatan tersebut.
Kalau kegiatan yang saya suka dan bisa, ya gas aja kerjain terus tiap hari. Hehe.
3. Berdiskusi dengan Suami
Ini juga merupakan salah satu cara yang saya lakukan untuk mendapatkan pencerahan tentang apa potensi kekuatan saya sebenarnya?
Seperti yang sudah saya katakan, di awal yang saya pikirkan hanya mencuci baju dan beres-beres rumah. Namun, setelah berdiskusi dengan suami ternyata banyak juga hal-hal yang saya suka dan bisa yang tidak saya sadari selama ini.
Misalnya, saya suka mengorganisir suatu kegiatan. Nggak hanya sebuah event, bahkan mengatur jadwal sehari-hari pun sangat saya nikmati. Dari dulu, game yang paling saya minati memang yang berhubungan dengan time management.
Ternyata, kebisaan saya mengatur waktu ini membuat suami saya takjub karena beliau orang yang karakternya berkebalikan dengan saya, lol.
Hal kedua yang saya sadari bisa menjadi potensi saya setelah berdiskusi dengan suami adalah masalah financial planning. Lagi-lagi soal management ya, suami saya menganggap bahwa saya terlihat sangat passionate jika membicarakan perencanaan keuangan keluarga.
Baca tentang : Mengenal Reksadana Bersama Bibit x ITB Project
Ya siapaa yang nggak seneng ngomongin uang ye kan? Haha. Dari obrolan saya dengan suami itu baru saya sadar, bahwa semua terkait keuangan keluarga seperti budgeting, pengeluaran hingga investasi dikelola oleh saya sendiri. Biasanya saya melibatkan suami untuk meminta persetujuannya. Eksekusinya dikembalikan pada saya.
Jadi berdiskusi dengan suami ini sangat mencerahkan untuk saya melacak kekuatan di dalam telur hijau saya.
4. Mempertimbangkan Hasil ST-30
Ini sekedar untuk meyakinkan saja sebelum saya memantapkan hati memilih apa saja yang akan saya letakkan dalam telur hijau nanti.
ST30 sendiri merupakan gambaran kompetensi dan minat terhadap peran. Dengan ST30, kebisaan dan minat kita terhadap sesuatu menjadi tergambar pada hasil ST30. Apakah sesuatu yang kita minati dan kita kuasai itu memang cocok untuk dijadikan sebagai personal branding kita?
Atau justru ada hal-hal lain yang ternyata, secara tidak disadari merupakan potensi yang kita miliki.
Dari hasil ST30 saya yang bisa teman-teman lihat seperti gambar di bawah ini, saya akhirnya bisa benar-benar memilih dan memutuskan akan meletakkan apa di telur-telur hijau saya.
5. Memilih Sesuai dengan Kata Hati
Terakhir, setelah membuat daftar panjang, membaginya ke dalam 4 kuadran, berdiskusi dengan suami dan mempertimbangkan hasil ST30, tetap saya harus memilih dan menetapkan hanya 5 kegiatan yang saya letakkan dalam telur hijau.
Setelah berpikir dan memantapkan hati, inilah kelima telur hijau saya :
Telur Hijau saya |
Menulis
Menulis sudah menjadi kebiasaan dan me time saya sejak tahun 2020. Kesenangan saya terhadap menulis sudah hadir sejak duduk di bangku sekolah, tapi memang eksekusi rutinnya baru bisa dilakukan tahun lalu.
Terutama menulis di blog, menjadi kegiatan yang sangat saya nikmati dan benar-benar 'made my day'. Alhamdulillah-nya juga, menulis menjadi salah satu ladang penghasilan tambahan saya sebagai ibu rumah tangga.
Baca juga : Menikmati Nge-Blog di 2020
Sehingga, rasanya tidak mungkin jika menulis tidak saya angkut ke dalam telur hijau saya.
Organizing (Event / Activities)
Sejak aktif berorganisasi di bangku sekolah, saya sering kali terlibat dalam suatu kepanitiaan untuk mengorganisir berjalannya suatu acara.
Saya sendiri menikmati peran saya dalam kepanitiaan tersebut. Bahkan saat berperan sebagai istri dan ibu di rumah pun, saya senang membuat jadwal kegiatan untuk saya, suami dan anak.
Saya senang dengan sesuatu yang terorganisir dan terjadwal dengan baik. Berhubung suami saya memiliki karakter yang berkebalikan dengan saya, hoyaa dengan senang hati saya yang mengambil peran untuk merancang kegiatan di rumah.
Dalam berkomunitas pun demikian, saya hampir selalu tertarik untuk mengambil peran dalam event yang diadakan jika memang acaranya menarik untuk diikuti.
Financial Planning
Berbekal pengalaman pribadi keluarga sendiri, sebelum menikah saya memiliki cita-cita untuk bisa mengatur keuangan keluarga dengan baik.
Tujuannya tentu saja financial freedom. Ingin bebas dari cicil mencicil dan hidup berkecukupan hingga setelah pensiun nanti. Sejak saat itu, saya giat membaca dan mengikuti kelas mengenai financial planning keluarga.
Di keluarga kecil saya, saya jugalah yang belajar segala hal mengenai instrumen investasi dan mencoba berinvestasi menggunakan instrumen-instrumen tersebut sesuai dengan tujuan keuangannya.
Setelah berdiskusi dengan suami, ternyata memang saya menikmati kegiatan ini. Saya suka dan saya bisa menerapkannya pada keluarga saya. Tentu saya akan sangat bahagia jika bisa cekatan dalam bidang ini.
Public Speaking
Nggak pernah terpikir sebelumnya kalau saya akan sering berbicara di depan umum. Tampil dengan menampakkan wajah sebagai speaker di berbagai platform sosial media, rasanya jauh banget.
Setelah terjun ke Ibu Profesional, bergabung dengan komunitas Drakor Class (yang anggotanya juga merupakan anggota KLIP) serta memproduksi podcast bersama teman-teman di Coffee And Pie Podcast, berbicara di depan umum sudah bukan kegiatan yang asing lagi.
Bersama Drakor Class, beberapa kali saya tampil mengisi acara secara online seperti Youtube, acara komunitas Korea dan siaran di radio.
Baca tentang : Pengalaman IG Live Bersama Drakor Class
Bersama Ibu Profesional Sukabumi, sudah beberapa kali juga saya mengambil peran sebagai pembawa acara maupun speaker dalam beberapa agendanya.
Bersama Coffee And Pie Podcast, kami menghadirkan episode-episode podcast setiap minggu. Juga mengikuti beberapa lomba podcast tingkat nasional yang alhamdulillah berhasil meraih juara.
Ternyata saya suka dan bisa dengan aktivitas public speaking ini. Oleh karenanya saya angkut juga ke dalam telur hijau saya.
Parenting Enthusiast
Sebagai seorang ibu dengan satu anak, di awal fase kehidupan baru saya sebagai ibu, saya merasa clueless.
Tidak ingin mendidik anak tidak sesuai zaman, saya mulai membeli buku-buku parenting dan banyak membaca dari sana.
Setelah merasa mampu untuk lebih banyak meluangkan waktu untuk belajar lagi, saya mengikuti beberapa kelas parenting yang saya anggap akan membantu jalan saya membersamai anak di fase awal kehidupannya.
Baca tentang : Mengobservasi dan Mengenali Periode Sensitif Anak Usia Dini
Ternyata saya menikmati proses belajar ini. Saya senang membeli dan membaca buku-buku parenting, ikut kelas parenting yang topiknya relate dengan kondisi saya serta sharing dengan teman-teman lain sesama ibu mengenai tumbuh kembang anak.
Saya pun menuliskan perjalanan parenting saya di dalam blog ini (silakan klik label Parenting). Saya harap, saya bisa mengembangkan lagi minat saya terhadap dunia parenting ini dan menerapkannya pada anak saya.
Percaya Pada Diri Sendiri
Demikianlah jurnal pertama saya di Kelas Bunda Cekatan #3 tahap telur hijau ini saya tuliskan.
Tanpa melihat kanan-kiri, depan-belakang, insha Allah saya yakin dengan kekuatan yang sudah saya lacak.
Saya percaya Allah memberikan jalan, salah satunya adalah dengan mengikuti perkuliahan ini, agar saya bisa menjadi individu yang lebih baik lagi.
Semangat belajar (lagi dan terus) untuk mencari ridho Allah dan dimudahkan untuk menerapkan ilmunya dalam kegiatan sehari-hari.
Sampai jumpa di jurnal berikutnya :)
Yogyakarta, 9 Desember 2021
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍