Alhamdulillah tulisan ini adalah tulisan penghujung di kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional batch ke-6. Setelah sebelumnya melewati zona pertama hingga kedelapan, akhirnya sampai juga pada tulisan aliran rasa untuk zona terakhir ini.
Baca juga : Pantulan Warna Zona 1 : Komunikasi Produktif
Di zona ke-8 ini, aku belajar banyak mengenai bagaimana mengobservasi kebutuhan serta minat dan bakat anak. Memahami bahwa semua anak terlahir dengan membawa bintangnya masing-masing, mengerti bahwa bintang tersebut akan bersinar jika anak diberikan kesempatan untuk bereksplorasi dan difasilitasi.
Aku sendiri sudah melakukan observasi pada anakku setelah mengetahui bahwa setiap anak akan mengalami periode sensitifnya sesuai dengan perkembangan usia. Akan tetapi, observasiku belum jauh hingga mencari apa yang menjadi minat dan bakat anakku. Aku hanya mengamati bahwa anakku memang menyukai kegiatan art and craft. Aku mengamati dan mengobservasi hal ini sejak ia belum genap berusia dua tahun.
Perjalananku dalam melakukan observasi dapat teman-teman lihat pada rekaman Instagram live yang aku lakukan pada tanggal 12 April 2021 yang lalu. Dapat disaksikan melalui link berikut :
Dalam perjalanan di kelas Bunda Sayang, mulai dari zona pertama hingga terakhir ini, tentu banyak pelajaran yang bisa diambil, diaplikasikan dan harapannya bisa dilakukan secara konsisten. Banyak hal-hal baru yang aku pelajari seperti literasi keuangan untuk anak, pendidikan seksualitas hingga mencari bintang yang bersinar dalam diri anak.
Baca tentang :
Tentu saja hal yang paling aku ingat dari zona ke-8 ini adalah "tinggikan bukit bukan meratakan lembah", dalam artian asahlah kegiatan yang membuat anak berbinar pada saat melakukannya. Dengan demikian, akan lahir seorang maestro baru dalam bidang tertentu yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
Setiap anak adalah istimewa dan juga limited edition, tidak akan ada anak yang memiliki kemampuan sama persis dengan anak kita. Sehingga, tidak apple to apple jika kita membandingkan anak sendiri dengan anak orang lain. Sebab yang benar adalah membandingkan kemampuan anak sendiri yang terdahulu dengan dirinya yang sekarang.
Pesan terakhir yang pastinya ngena banget adalah kata-kata yang disampaikan oleh Bu Septi, yang juga aku kutip saat Instagram live yaitu :
Allah tidak pernah menciptakan produk gagal. Anak-anak terlahir hebat, kitalah yang harus selalu memantaskan diri agar selalu layak di mata Allah, memegang amanah anak-anak yang luar biasa.
Imawati Annisa Wardhani
Regional Sukabumi
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍