Haloha! Welcome 2021, semoga banyak hal baik terjadi di tahun ini. Hal-hal yang diharapkan oleh seluruh dunia yaitu jinaknya (kalau bisa musnah sekalian) Covid-19 bisa terjadi di tahun ini *optimis!
Dalam tulisan kali ini, aku akan bercerita tentang pengalamanku yang secara tidak sengaja menemukan rumah makan Jepang di kota Sukabumi dan singgah kesana untuk makan siang. Namun sebelum itu, aku juga ingin membagikan ceritaku tentang pengalaman sebelum makan di rumah makan Jepang tersebut yaitu mengikuti swab antigen.
Pengalaman Tes Rapid/Swab Antigen
Hari Rabu tanggal 23 Desember tahun 2020 lalu, aku bersama dengan suamiku mengikuti tes swab antigen di Laboratorium Kimia Farma pusat di Sukabumi. Tes ini kami jalani sebagai syarat naik pesawat karena aku, suami serta anakku akan pergi ke Jogja pada tanggal 25 Desember-nya.
Proses tes swab antigen tersebut tidak memakan waktu lama, hanya beberapa detik saja. Namun, satu hal yang membuat super stress adalah melihat begitu ramai dan antrinya orang untuk melakukan tes tersebut.
Kebayang nggak, gue yang sehat berada di tengah keramaian orang yang mostly nggak jaga jarak dan nggak tau mereka sehat atau sakit?! Sebisa mungkin aku mengambil posisi jauh-jauh dari kerumunan masa yang sedang menunggu panggilan tes tersebut.
Aku, suami dan anakku juga sudah melengkapi diri dengan menggunakan masker (aku dan suami bahkan menggunakan double masker yakni masker medis dan dilapisi lagi dengan masker kain), selain itu kami bertiga juga menggunakan face shield. Bodo ah dikata lebay sama orang lain, kesehatan diri dan keluarga adalah yang terpenting.
Dari berbagai informasi yang didapat, tes swab antigen untuk wilayah Sukabumi hanya dapat dilakukan di rumah sakit serta Laboratorium Kimia Farma pusat yang terletak di Jl. Veteran II tersebut. Berhubung nampaknya banyak sekali yang akan bepergian menjelang hari natal dan pemerintah secara impulsif mengambil keputusan untuk mewajibkan tes swab antigen pada para traveller, jadilah terjadinya penumpukan orang yang hendak menjalani tes swab antigen.
Manalah tes swab antigen ini hanya berlaku 3 hari, jadi pasti semua orang melakukan tes ini menjelang keberangkatannya. Selain itu, tes swab antigen di Laboratorium Kimia Farma pusat hanya diadakan mulai pukul 13.00 - 15.00 WIB dan keesokan harinya yaitu tanggal 24 Desember kabarnya laboratorium tersebut ikut libur mengikuti cuti bersama. Can't say anything to describe this situation.
Berhubung anak di bawah usia 12 tahun tidak diwajibkan untuk menyertakan hasil tes swab antigen, aku tetap ingin anakku minimal menjalani tes rapid antibodi untuk memastikan keluarga kami dalam kondisi sehat dan tidak menjadi carrier selama perjalanan maupun sesampainya di Jogja. Namun, melihat kerumunan manusia yang layaknya di pasar ikan, aku buru-buru mengurungkan niatku dan lebih baik mencari laboratorium lain untuk melaksanakan tes rapid antibodi untuk anakku.
Beruntungnya, aku yang malam sebelumnya sudah didaftarkan oleh suamiku mendapat panggilan di awal-awal. Beberapa detik kemudian, setelah selesai di swab aku mengajak anakku menghindari kerumunan dan menunggu hingga suamiku selesai di kids corner yang terletak di apotek Kimia Farma. Tidak ada orang lain yang berada di kids corner tersebut sehingga aku merasa sedikit lebih tenang.
Entah bagaimana sistemnya, suamiku ternyata dipanggil dengan urutan yang cukup jauh dariku. Hampir sekitar setengah jam aku menunggu suamiku hingga selesai di swab. Sekitar jam 2 siang, akhirnya kami bertiga bisa angkat kaki dari tempat tersebut.
Kazoku Tei, Sukabumi
Kazoku Tei, Sukabumi |
Di perjalanan pulang, suamiku mengajak kami untuk singgah makan di tempat makan yang pernah kami datangi sekali waktu. Tempat makan tersebut terletak tidak jauh dari tempat kami melakukan tes swab antigen tadi. Sayangnya, suamiku salah mengambil jalan sehingga kami bukannya mendekati dan sampai pada tujuan justru semakin menjauh dari tempat makan tersebut.
Akhirnya, aku menyarankan untuk memilih tempat makan di sekitar jalan tersebut saja. Tentunya dengan syarat mencari tempat makan yang nyaman dan SEPI pengunjung. Hehe. Kemudian kami menemukan sebuah tempat makan yang terlihat potensial yaitu Kazoku Tei, sebuah rumah makan Jepang. Rumah makan ini terletak di Jl. Selabintana No. 36, Warnasari, Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat.
Sebelum masuk ke dalam restoran, petugas sudah berjaga di depan pintu utama dan melakukan pengecekan suhu serta meminta kami semua untuk menggunakan cairan antiseptik yang sudah tersedia.
Siang itu, tidak tampak pengunjung kecuali kami dan dua orang bapak-bapak yang duduk di satu meja. Kami mengambil tempat yang cukup jauh dari pengunjung tersebut, kami juga memilih tempat duduk di sebelah jendela agar bisa mendapat udara segar.
Tetap pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan! |
Restoran tersebut cukup luas, terdapat dua ruangan yaitu indoor dan outdoor. Dindingnya dihiasi dengan gambar-gambar yang bernuansa Jepang-Jepangan. Di bagian outdoor, terdapat taman kecil yang menghiasi. Sesaat setelah memilih meja makan, petugas membersihkan meja makan kami terlebih dahulu sebelum kami dipersilakan untuk duduk.
Tempat duduk outdoor di Kazoku Tei, Sukabumi |
Menu dan Rasa Masakan di Kazoku Tei, Sukabumi
Menu yang tersedia di Kazoku Tei semuanya masakan Jepang, mulai dari ramen, omurice hingga bento tersedia. Harga makanannya bervariasi dan berkisar antara Rp12.000,- untuk hidangan pembuka hingga Rp150.000,- untuk menu utama seperti steak.
Menu di Kazoku Tei, Sukabumi |
Aku memilih menu set Bento yaitu Mix Kazoku seharga Rp55.000,- dan suamiku memilih menu Sapporo Ramen seharga Rp55.000,-. Untuk minumnya kami berdua memesan es teh manis dan air mineral untuk anakku. Aku juga memesan dessert puding mangga untuk anakku.
Mix Kazoku Bento |
Ketika makanan kami datang, ternyata porsinya lebih besar dari yang aku bayangkan. Melihat piring sajinya saja sudah kenyang duluan rasanya. Haha. Mix Kazoku Bento yang aku pesan berisi nasi, gohan + egg chicken roll + shrimp roll + miso soup dan salad. Rasanya exceed expectation di mana semua condiment yang ada di dalam piring enak, anakku yang makan bersama pun menghabiskan cukup banyak nasi dan teman-temannya.
Sapporo ramen yang sudah diaduk |
Sapporo ramen yang dipesan suamiku juga memiliki rasa yang enak, porsinya pun besar. Suamiku memesan ramen yang pedas dan untukku rasanya terlalu pedas. Hehe. Sayangnya, entah mengapa ramen dan kuahnya kurang panas. Padahal lebih nikmat disajikan saat asapnya masih mengepul.
Mango pudding with orange bubbles |
Untuk dessert-nya yaitu puding mangga, rasanya nano-nano campuran manis yang light dari puding mangganya, creamy dan terasa susu dari fla-nya serta ada sedikit rasa asam dari bubble jeruk yang pecah di mulut saat digigit.
Rekomendasi
Setelah semua hidangan habis dan perut kami kenyang, kami melanjutkan perjalanan pulang kembali ke rumah. Berhubung hari pun mulai gelap dan hujan tampaknya akan turun dengan deras, kami tidak berlama-lama di Kazoku Tei.
Untuk teman-teman penggemar kuliner Jepang yang sedang mampir ke Sukabumi, tempat makan ini boleh jadi tujuan persinggahan di kala lapar. Bagian indoor dari Kazoku Tei cukup luas, bagian outdoornya pun demikian. Tempatnya rapi, bersih, terawat dan cozy.
Mungkin karena saat ini sedang pandemi, tidak banyak pengunjung yang datang kesana saat aku kemarin mendatangi tempat tersebut. Namun, bisa jadi sebenarnya tempat ini biasanya ramai pengunjung karena rasa makanannya yang enak dan harganya pun sesuai dengan porsinya.
Sekian dulu tulisan perdana di 2021 ini. Semoga kita sehat selalu. Terima kasih sudah mampir!
Yogyakarta, 01 Januari 2021
25 Komentar
Hasil tes swab sekarang bukannya berlaku dua minggu ya?
BalasHapusRame banget isi bento setnya. Buatku, yang bikin ngiler tuh mango puddingnya.
Kalau untuk bepergian selama tahun baru kemarin berlaku 3 hari aja, Mbak. Saya sendiri ke rumah ortu di Jogja dan pulang lagi ke Sukabumi entar-entaran. Hehe..
HapusMenarik Mbak pengalaman swabnya. Pasti ngeri banget terpaksa harus berada di tengah kerumunan ya.
BalasHapusIya, Mbak. Serem banget liat orang-orang yang pada mau swab antigen.
HapusSebenarnya saya juga takut bepergian sebenarnya, tapi udah hampir setahun nggak pulang dan ibu saya udah nanyain terus kapan cucu'y nyamper? Momen kemarin yang paling pas, saya juga stay lama nih di Jogja. Kalau nunggu pandemi kelar entah kapan bisa pulang ke Jogja --"
Wah, dari penampakannya kayaknya hits ni. Mantep sih klo di sukabumi ada resto yg bisa komplit gini
BalasHapusIya dan nemuinnya juga secara nggak sengaja. Hehe..
HapusPernah lihat sewaktu mau ke Extension Bridge tapi cuma selewat. Ternyata dalam nya bagus dan luas ya. Menunya juga meski ga semua kelas ada, terlihat oke
BalasHapusKapan kapan coba mampir deh
Iya betul, dalamnya luas dan tempatnya cukup cozy Mbak. Boleh nanti kapan2 dicoba..
Hapuswah enak enak kayaknya mbak ima
BalasHapusramennya sangat menggoda selera
Iya Mbak DK, sayang ramennya kok nggak panas ngepul-ngepul gitu. Huhu..
Hapuswah senang ya mbak klo ada resto jepang gini di dekat rumah, menu menunya enak banget kayaknya, apalagi ramennya sangat menggoda selera
BalasHapusHoho, penggemar ramen kah Mba? Enak apalagi pedes2 gitu..
Hapuswah kemaren aku pulang dari rumah mamah di sukabumi padahal mbak ima. lokasi persisnya di mana? untuk harga ramennya harganya kaya di rstoran di mall yaa
BalasHapusTempatnya di Jl. Selabintana, Mbak. Tapi belum sampe yang naik ke atas banget sih masih di deket kota kok. Iya, saya pun agak kaget ternyata di Smi ada juga resto yang harganya lumayan kek gini. Wkwk, tapi tempat makannya nyaman dan SEPI juga jadi makan disana lebih tenang lah dgn harga segitu juga yg penting gak rame2. Hehe..
HapusHmmm saya termasuk penyuka Japanese Food. Sapporo ramennya itu duh saya membayangkan dimakan di bagian yang outdoor pas lagi sore dan gerimis. Nyam, enak banget kayaknya. Saya doyan ramen :D Nanti kalau lewat Sukabumi coba mampir ah.
BalasHapusHihi, iya Mba makan ramen panas cocok ya jd teman di waktu hujan-hujan. Sedep banget!
HapusSekilas aku lihat mango puddingnya kaya jenang mbak, duh efek aku lama gak makan jenang asli Jawa. Setelah pandemi belum pulang ke kampung halaman jawa, huhuhu. Anyway di Banjarmasin sini ada gak ya, pengin bener aku mbak ima itu mango puddingnya
BalasHapusMango pudingnya memang enak, Mba. Rasanya pas, nggak terlalu manis dan porsinya lumayan loh segitu buat dimakan sendiri. Wkwk..
HapusMakanannya enak-enak banget. Jadi pengen nyobain. Btw, serba salah yaa... Mau swab eh malah antrinya nggak pakai protokol kesehatan.
BalasHapusBetul. Huhu, stress banget kemarin liat antrian swab antigen kek gitu. Padahal saya udh booking dari malam'y dan kata'y dapat antrian no4, ternyata dipanggilnya ya nggak sesuai no urut juga entah gimana sistem disana. huft..
HapusGambar bentonya bikin salah fokus, jadi kangen makanan jejepangan
BalasHapushihi semoga bisa segera makan makanan jejepangan lagi ya mba..
HapusHu um...porsinya gede yaa..
BalasHapusBikin jiper duluan.
Tapi enaknya kalau anak-anak suka, bisa makan sama anak yaa...((tanpa nambah menu baru, hehhee...mamak modis))
Betul, yang penting tu anak-anak doyan. Emaknya makan'y juga happy. Wkwk..
Hapusngiler liat Sapporo ramennya, kayaknya kuahnya seger :D pengen cobaaaaa
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍