Sejak usia 23 bulan atau 2 tahun kurang sebulan, aku sudah mengenalkan anakku pada sekolah berbasis online. Keputusan ini tentu menimbulkan banyak tanya terutama oleh keluarga terdekat. Banyak yang menganggap ini terlalu dini, nanti anaknya akan cepat bosan saat waktunya sekolah, program pre-school hanya mencari keuntungan semata. Ya komentar semacam itu lumayan seliweran di telingaku.
Bukan tanpa alasan aku memilih untuk menyekolahkan anakku di sekolah online Montessori, sejak anakku bayi aku sudah membaca beberapa buku parenting yang menggunakan metode Montessori.
Berhubung sudah jatuh hati pada prinsip-prinsip parenting yang dipegang oleh dr. Maria Montessori, akupun membulatkan tekad untuk mengikuti workshop How to Create Montessori Inspired Program at Home yang menghadirkan Bu Damar Wijayanti dan Bu Pritta Tyas Mangestuti sebagai mentornya.
Empat minggu aku menghabiskan waktu setiap hari Sabtu untuk belajar bagaimana bisa mengadopsi dan mengaplikasikan metode Montessori di rumah bersama anakku sehari-hari. Hingga akhirnya, para orang tua diminta untuk menyelesaikan tugas yaitu membuat jadwal (ritme) kegiatan harian membersamai anak sesuai dengan periode sensitif dari masing-masing anak.
Terdengar mudah awalnya, namun ternyata aku tidak sekreatif itu untuk membuat DIY mainan anak yang dapat membantu stimulasi dan tumbuh kembangnya, ujung-ujungnya kami hanya melakukan permainan yang sama berulang-ulang hingga akhirnya anakku tampak tidak tertarik lagi dan aku pun seperti kehabisan ide untuk mengajak anakku bermain.
Jujur aku sendiri merasa sedih karena sebagai ibu kok kayak yang nggak kreatif banget buat berpikir aktivitas apa lagi untuk anakku hari ini? Selain excercise of practical life, aku nggak ada ide banget deh menciptakan aktivitas apalagi yang sekiranya tepat untuk stimulasi di usianya.
Rasanya sayang banget kalau masa-masa absorbent mind-nya ini tidak digunakan seoptimal mungkin. Huhu~
Baca tentang : Belajar di Kelas Zoom : Montessori Dalam Kebaikan
Sampai pada akhirnya aku berdiskusi dengan suamiku dan memutuskan untuk mengikuti program belajar di rumah bersama Bumi Nusantara Montessori (BN Montessori) yang founder-nya tiada lain tiada bukan adalah Bu Pritta Tyas Mangestuti, mentorku saat workshop kemarin lalu.
Sebenarnya, jika orang tua mampu mencukupi kebutuhan stimulasi anak secara optimal tanpa bermitra dengan profesional sepertinya tidak menyekolahkan anak sejak dini juga tidak apa-apa. Dalam hal ini, jujur aku merasa kurang capable untuk memenuhi kebutuhan stimulasi anakku tanpa bantuan profesional (sekolah). I feel so guilty jika tidak membangun fondasi yang kuat pada anakku di usianya yang memang sangat butuh untuk distimulasi.
Apalagi selama masa pandemi ini, kebutuhan akan gerak kami terbatas. Tidak bisa sembarangan main di luar rumah, tidak bisa sering-sering pergi ke taman ketika jenuh, tidak berani main sama anak-anak tetangga. Makin bingung aja gue seharian di rumah ama bocah ngapain aja?! Haha~
Allah dan suamiku mempercayakan pengasuhan anak 100% padaku dan aku pun ingin mengasuh dan mendidik anak secara profesional dan tidak main-main. Jadi, yaweslah aku nggak berani mengambil resiko dengan hanya modal percaya diri saja. Daripada aku kepikiran terus masalah stimulasi anak ini, lebih baik aku ikut program belajar di rumah dengan kegiatan yang sudah disusun dan disiapkan sesuai dengan kebutuhan stimulasi anak di usianya. Udah tuh gue kagak usah mikir-mikir lagi yekan?!
Program Belajar di Rumah bersama Bumi Nusantara Montessori
Bumi Nusantara Montessori (Instagram @bnmontessori) |
Tentu aku mempelajari terlebih dahulu mengenai paket belajar yang disediakan oleh BN Montessori. Di setiap bulan, akan ada tema besar yang akan diangkat sebagai materi belajar. Sebut saja saat pertama aku ikut program belajar ini di bulan Oktober, temanya adalah "Transportasi Darat".
Saat mendaftar di bulan Oktober lalu, aku dikenakan biaya sebesar kurang lebih Rp500.000,- untuk paket belajar selama sebulan. Ini sistemnya lepasan ya, jadi tidak seperti sekolah yang harus bayar uang pangkal lalu SPP setiap bulan. Jika mau lanjut bulan selanjutnya boleh, tidak pun tidak mengapa.
Biaya yang dibebankan tersebut sudah termasuk untuk beragam alat dan bahan aktivitas, konsultasi dengan psikolog anak (Bu Pritta) dan pertemuan orang tua melalui Zoom yang membahas berbagai issue seputar parenting.
Oiya ada dua kelas yang tersedia yaitu kelas Bumi untuk anak usia 1-2.5 tahun dan kelas Angkasa untuk anak usia 2.5-5 tahun. Berhubung saat itu Dipta masih berusia 23 bulan maka ia bergabung dengan kelas Bumi.
Beberapa hari sebelum pembelajaran di mulai, BN Montessori mengirimkan sepaket alat dan bahan untuk aktivitas dan orang tua diundang untuk masuk ke grup Whatsapp.
Paket Belajar di Rumah (Dokumentasi Pribadi) |
Paket belajar ini berisi macam-macam alat dan bahan yang memfasilitasi kegiatan yang berhubungan dengan keterampilan hidup, sensori dan dasar matematika, motorik kasar, dasar menulis hingga aktivitas seni rupa.
Lengkap banget kan?! Sungguh kegalauan hatiku musnah seketika melihat isi paket belajar dari BN Montessori. Haha!
Aktivitas Pembelajaran Bersama Bumi Nusantara Montessori
Di dalam grup Whatsapp, orang tua akan dikirimkan jadwal aktivitas harian yang dapat dilakukan bersama anak. Biasanya kegiatan akan dimulai pada hari Selasa hingga Kamis. Setiap hari Kamis, akan ada pertemuan online bersama-sama dengan teman kelas Bumi dan Bu Guru.
Melalui WAG, orang tua juga akan mendapatkan video pembelajaran yang berisi demo aktivitas belajar di rumah, story telling, kegiatan menyanyi dan menari. Orang tua juga akan mendapatkan lembar observasi untuk diisi secara mandiri.
Poin menyenangkan dari kegiatan berbasis Montessori ini, anak tidak diharuskan untuk menyelesaikan setiap aktivitas dengan sempurna. Orang tua cukup menyediakan dan memberikan contoh bagaimana cara kerjanya kemudian biarkan anak bereksplorasi sendiri.
Dari Instagram @bnmontessori |
Orang tua bertindak sebagai observer dan hanya bertugas untuk mengamati apa yang dilakukan anak-anaknya. Sebisa mungkin orang tua menahan diri untuk menginterupsi kegiatan yang sedang dilakukan oleh anak-anak.
Dari Instagram @bnmontessori |
Prinsipnya adalah follow the child, berikan anak kebebasan untuk bereksplorasi namun jangan lupakan ground rules sehingga freedom with limitation perlu diterapkan. Apabila anak-anak belum bersedia untuk memainkan aktivitas tersebut, selow aja dan tidak perlu memaksa. Anak-anak bisa diajak untuk melakukan aktivitas tersebut di lain waktu.
Pengalaman Pertama Belajar Bersama Bumi Nusantara Montessori
Saat pertama paket belajar tiba di rumah, ya jelas seperti biasa anakku senang bukan main menerima paket. Prinsipnya dia sih, paket buatnya atau bukan tetap gembira. Haha. Dia pun tidak sabar untuk segera meng-unboxing paketnya.
Saat pembelajaran dimulai, aku menunjukkan pada anakku cara bermainnya dan membiarkan ia memainkan dengan caranya sendiri sampai puas. Ia juga antusias sekali mendengarkan cerita Bu Guru saat story telling dan menyanyi serta menari.
Video Bu Guru yang diberikan sangat minim animasi dan bahasa yang digunakan oleh Bu Guru saat bercerita seolah-olah sedang mengajak anak-anak berbicara sehingga diharapkan anak tetap merasa diajak berinteraksi meskipun sedang menonton video.
Hari pertama sekolah online, anakku hanya betah di beberapa menit pertama. Sekolah di mulai pukul 10.00 dan dibuka dengan berdo'a bersama, menyanyi, menari kemudian story telling.
Salah satu momen mendengarkan story telling (Dokumentasi Pribadi) |
Setelah berdo'a, menyanyi dan menari, anakku sibuk berlarian kesana kemari mengitari rumah dan menolak untuk ikut mendengarkan Bu Guru saat story telling. It's okay, tidak usah dipaksakan karena aku ingin anakku menganggap belajar itu suatu hal yang menyenangkan dan bukan paksaan.
Dari Instagram @bnmontessori |
Baru saat Bu Guru mencontohkan kegiatan permainan, anakku mau lagi duduk di depan laptop dan ikut memainkan aktivitas seperti yang dicontohkan oleh Bu Guru.
Kemudian ada sesi di mana Bu Guru akan mengunjungi muridnya satu per satu dan mengajak ngobrol mereka. Namun, ketika anakku diajak ngobrol oleh Bu Guru, ia masih sangat fokus (atau jaim) mengerjakan aktivitasnya dan tidak menghiraukan Bu Guru. Haha!
Suka serius banget gitu anaknya, Bun! (Dokumentasi Pribadi) |
Di akhir sesi, anak-anak kembali berdo'a dan menyanyi lagu khas anak-anak yang mau pulang sekolah kemudian berfoto bersama.
Kesan Belajar Bersama Bumi Nusantara Montessori
Kesan pertama yang aku tangkap dari anakku, ia cukup senang mengikuti kelas online ini meskipun rentang konsentrasinya masih terbatas sekali. Aku pun membiasakannya untuk ikut kelas online di minggu-minggu berikutnya.
Sekarang, setelah 3 bulan (Oktober dan November 2020, serta Januari 2021) mengikuti program belajar di rumah bersama Bumi Nusantara Montessori, anakku sudah hafal dengan suara dan wajah Bu Gurunya sehingga antusias jika menonton dan mendengarkan video Bu Guru. Sering kali ia duluan yang minta bermain dengan paket belajarnya dengan berkata, "Yok, sekolah dulu yok!".
Salah satu portofolio si kecil (Dokumentasi Pribadi) |
Ia juga menanti-nanti saat hari Kamis tiba dan semangat membantuku mempersiapkan laptop dan peralatan lainnya untuk sekolah. Ia tampak lebih luwes dan akrab saat melihat Bu Guru dan teman-temannya secara langsung lewat layar laptop, semangat menyanyi, menari, ikut kegiatan story telling dan lebih mau melakukan aktivitas bersama Bu Guru meskipun ya masih suka kabur-kaburan juga.
Orang-orang terdekatku pun sudah tidak lagi mempermasalahkan anakku yang masih batita sudah aku ikutkan pre-school, karena mungkin melihat perkembangan anakku. Hehe.
Penutup
Tidak ada kewajiban orang tua untuk menyekolahkan anaknya sejak dini, baik itu pre-school ataupun playgroup selama kebutuhan stimulasi anak-anak terpenuhi dengan optimal.
Sejatinya memang pendidikan utama anak adalah dari lingkungan rumah dengan kedua orang tuanya sebagai pendamping sekaligus gurunya. Akan tetapi, bagi yang mungkin bingung dan ragu-ragu dengan stimulasi seperti apa yang tepat untuk anak-anak di usianya, meminta bantuan profesional seperti sekolah juga tidak apa-apa.
Seperti aku contohnya, sebelumnya meskipun sudah ikut workshop ini itu tetap merasa aku butuh pendampingan dari profesional untuk membersamai anakku dalam melakukan stimulasi di periode-periode sensitifnya ini. Setelah mengikuti program belajar bersama Bumi Nusantara Montessori, aku jadi tidak terlalu khawatir dan merasa on track dalam melakukan stimulasi untuk anakku.
Dalam sebulan, Bu Pritta juga mengadakan pertemuan orang tua via Zoom yang isinya membahas seputar parenting. Setiap setelah diadakannya sharing session bersama Bu Pritta, yang aku rasakan adalah pikiranku menjadi lebih terbuka akan proses pendampingan tumbuh kembang anak itu ternyata lebih dalam dari apa yang aku pikirkan. Aku juga merasa tidak boleh malas dan harus terus belajar lagi dan lagi agar bisa menjadi pendamping serta guru yang terbaik bagi anakku.
Bersyukur sekali bisa diberikan kesempatan dan rejeki untuk bergabung di program belajar bersama Bumi Nusantara Montessori ini. Sekian dulu ceritaku.
Yogyakarta, 23 Januari 2021
4 Komentar
Berkat teknologi semua jadi mudah ya,Mbak. Ulasan yang informatif. selamat siang. Salam kenal dari saya. Nenek-nenek dari kampung.
BalasHapusTerima kasih Bu Nur sudah berkunjung. Alhamdulillah teknologi makin maju, mendekatkan yang jauh dan memungkinkan yang tadinya dipikir tidak mungkin..
HapusMaaf mba mau tanya, apakah setiap bulan biayanya 500rb atau naik turun sesuai tema?
BalasHapusHalo, terima kasih sudah berkunjung ke blog ini. Saya nulis cerita ikut BNM ini sudah lama sekali saat awal-awal BNM buka kelas online. Sekarang anak saya udah nggak di BNM lagi karena sudah mau masuk sekolah offline di kota domisili saya.
HapusPengalaman terakhir saya ikut BNM, biaya per bulannya memang naik terus. Tapi, untuk member lama tidak dikenakan kenaikan biaya jadi sampai akhir sata tetap membayar 500 ribu per bulan. Tapi (lagi), terakhir-terakhir ikutan itu ada biaya tambahan buat percobaan di rumah gitu. Jadi orang tua membeli alat dan bahan sendiri.
Semoga jawabannya membantu..
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍