Hari ini, aku akan kembali menuliskan jurnal melatih kemandirian anak dengan tema yang sama seperti hari-hari sebelumnya yaitu merawat diri. Kegiatan yang di latih meliputi membuka pakaian sendiri, meletakannya ke keranjang pakaian kotor, mandi sendiri, handukkan serta berpakaian sendiri dan terakhir menyisir rambut sendiri.
Sedikit teori akan aku tuliskan sebelum masuk ke tugas menyelesaikan tantangan hari ke-4 di zona 2 kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional. Kali ini, aku akan menuliskan tolak ukur kemandiria anak usia 1-3 tahun, sesuai dengan usia anakku yang beranjak 2 tahun di akhir bulan ini.
Di usia 1-3 tahun, toddler mulai paham bahwa dirinya adalah individu yang mampu melakukan hal tanpa bantuan orang lain dan memiliki kontrol atas dirinya sendiri. Inilah alasan mengapa anak-anak usia 1-3 tahun sudah bisa menolak jika diminta untuk melakukan sesuatu yang biasanya tidak pernah ditolaknya.
Anakku nih, almost everyday menolak tawaran pertama untuk segera mandi. Bahkan kadang aku harus membujuknya berkali-kali dan berusaha bernegosiasi dengannya agar ia mau mandi.
Jadi, anak usia segini ni butuh sekali latihan kemandirian agar ia bisa menyelesaikan urusannya sepenuhnya tanpa bantuan. Ia juga akan menjadi lebih percaya diri ketika mendapati dirinya mampu melakukan hal-hal yang biasanya hanya bisa dilakukan orang dewasa.
Ada 3 kunci keberhasilan melatih kemandirian anak, yaitu :
1. Jangan jadikan tugas sebagai beban untuk anak, orang tua harus mampu mengubah mindset anak bahwa mengerjakan tugas sederhana seperti membuang sampah pada tempat sampah, memakai pakaian adalah hal yang menyenangkan.
2. Membersamai anak selama proses latihan. Jangan hanya duduk diam memerhatikan anak melakukan kegiatan yang belum bisa sepenuhnya ia lakukan tanpa memberi sinyal bahwa kita selalu ada untuknya kapanpun ia membutuhkan bantuan.
3. Bersabar terutama di 6 bulan pertama. Ini penting sekali ya, bagi anak belajar suatu hal yang baru bisa jadi tantangan yang sangat besar dalam hidupnya meskipun hanya sekedar kegiatan belajar handukkan sendiri. Orang tua harus mampu konsisten dan tetap berkomitmen dalam menerapkan apa yang telah ia sepakati.
Everyday is a different day. Begitulah hari-hari para orang tua di rumah, seperti halnya diriku. Walaupun tema yang aku angkat selama 4 hari ini masih sama, namun selalu ada cerita yang berbeda di tiap harinya.
Melatih Kemandirian Anak - Tantangan Hari Ke-4
Temuanku
Usia anakku saat ini 23 bulan dan target kemandirian yang ingin aku latih hari ini adalah dirinya mampu melepaskan pakaiannya sendiri serta meletakkannya ke keranjang pakaian kotor.
Setelahnya, aku juga mulai melatih dirinya agar bisa membersihkan dirinya saat mandi meski masih dengan bantuan. Aku mengajarinya untuk mengambil air dari gayung dan menyiramkan pda tubuhnya. Aku juga mengajarinya untuk menekan pump pada botol sabunnya sehingga ia bisa sabunan sendiri, kemudian membilas diri sendiri.
Setelah selesai mandi dan handukkan, aku mengajarinya untuk memakai pakaiannya sendiri sampai terakhir ia berlatih untuk menyisir rambutnya.
Pada mulanya anakku menolak untuk mandi, kemudian aku memberikannya pilihan untuk membawa mainannya ikut mandi bersamanya. Cara itu langsung berhasil, ia tidak menolak lagi di ajak mandi dan langsung melepaskan celana serta bajunya (masih dengan bantuan) dan memasukkannya ke dalam kerjanjang pakaian kotor kemudian masuk kamar mandi.
Saat mandi, ia mendengar ayahnya sibuk membersihkan kulkas sehingga ia buru-buru ingin menyelesaikan sesi mandinya. Meskipun sempat kabur karena tidak ingin berpakaian dan ingin langsung bersama ayahnya, ia akhirnya mau mencoba memakai pakaian sendiri dengan terburu-buru.
Strong Why
Alasan utamaku ingin melatih kemandirian ini pada anakku adalah karena ia mulai menunjukkan fase otonomi dimana ia akan menolak jika diperintah (dalam hal ini untuk mandi).
Anakku juga sedang menunjukkan ketertarikan untuk selalu mencoba melepas dan memakai pakaiannya sendiri tanpa dibantu.
Strategi Untuk Melatih Kemandirian
Tidak ada strategi khusus seperti halnya di hari pertama. Hanya menawarkan untuk membawa serta salah satu mainannya mandi bersama lalu ia dengan sukarela mau mandi.
Membersamainya selama proses juga menjadi penting, karena meskipun ia mulai mencoba mandi sendiri namun ia tau bahwa ibunya hadir untuk membantu dirinya jika ia mendapat kesulitan.
Sukses Apa Aku Hari Ini?
Hari ini aku sukses mengajak anakku mandi tanpa drama, ia mau mencoba melepas pakaiannya sendiri meskipun saat melepas baju masih membutuhkan bantuan. Ia juga mau menggosok giginya sendiri namun tetap aku bantu untuk menyikat bagian tertentu.
Di samping itu, anakku mau mencoba memakai pakaian sendiri dan baru minta tolong saat benar-benar kesulitan.
Tantanganku Hari Ini
Hari ini seperti biasa tantanganku adalah membujuknya untuk mandi karena tawaran pertama dan kedua ditolak mentah-mentah.
Selain itu, kegiatan suamiku membersihkan kulkas cukup membuat perhatian anakku teralihkan sehingga ia ingin buru-buru menyelesaikan sesi mandinya untuk bergabung bersama ayahnya.
Ingin Sukses Apa Esok Hari?
Esok hari aku masih akan mencoba melatih anakku untuk bisa membersihkan dirinya sendiri, terutama saat memakai baju dan melepasnya.
Rasaku dan Respon Ananda
Meskipun anakku memakai pakaiannya dengan terburu-buru dan malah jadi kurang berhasil memakai baju dan celana sendiri, aku cukup senang karena ia mau mencoba. Anakku pun meski terlihat buru-buru karena ingin menghampiri ayahnya, tetap bersemangat mencoba memakai pakaian sendiri.
Imawati Annisa Wardhani
Regional Sukabumi
#harike-4
#tantangan15hari
#zona2kemandirian
#pantaibentangpetualang
#institutibuprofesional
#petualangbahagia
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍