Beberapa malam yang lalu, aku bermimpi bertemu dengan almarhum ayah. Beliau mengenakan pakaian batik dan berdiri di tengah keramaian. Tidak mengatakan atau melakukan apa-apa, hanya berdiri dan tersenyum. Dari pemandangan sekelilingnya aku langsung mengenali beliau sedang berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Alfatihah...
Waktu aku dan adik-adik masih kecil dulu, TMII adalah destinasi rekreasi yang paling sering kami kunjungi bersama ayah dan ibu. Ayahku terutama, senang sekali berkunjung kesana. Hal ini dikarenakan banyaknya pagelaran seni yang dihelat disana, mungkin aku belum pernah bercerita kalau ayahku seorang penikmat seni nusantara.
Baca tentang : A Little to Know About Hepatoma
Mengambil informasi dari website TMII dan Wikipedia, TMII merupakan suatu tempat wisata bertema budaya Indonesia di daerah Jakarta Timur, Indonesia. Gagasan pembangunan tempat wisata yang memuat miniatur kelengkapan Indonesia ini di cetuskan oleh Ibu Siti Hartinah atau yang kita kenal sebagai Ibu Tien Soeharto, pada tanggal 13 Maret 1970. Akhirnya, TMII mulai dibangun pada tahun 1972 dan diresmikan pada 20 April 1975.
TMII sendiri terdiri dari anjungan rumah adat seluruh provinsi Indonesia, tempat peribadatan semua agama yang terdapat di Indonesia, sarana rekreasi, taman, museum serta perpustakaan.
Kembali ke kisah masa kecilku. Dulu sering sekali kami diajak menonton wayang kulit yang berlangsung semalam suntuk, melihat pertunjukan tari-tarian yang diadakan di anjungan rumah-rumah adat, atau mengunjungi museum-museum yang ada disana.
Kalau disebutkan berapa kali sudah aku mengunjungi TMII mungkin jawabannya berpuluh-puluh kali. Saking seringnya sepertinya semua museum sudah pernah aku dan keluargaku masuki, penginapannya pun sudah pernah kami coba satu per satu.
TMII menyimpan banyak sekali kenangan bersama keluarga, terutama bersama ayah, ibu serta adik-adikku. Beberapa kegiatan seru yang bisa dilakukan saat berkunjung ke TMII antara lain sebagai berikut :
1. Mengunjungi Anjungan Rumah Adat
Dari Sabang sampai Merauke, semua rumah adat seluruh provinsi di Indonesia ada di TMII. Rumah adat yang ada disana dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai aslinya.
Di dalam anjungan kita juga bisa melihat pakaian-pakaian adat serta kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat setempat. Tidak sedikit pula anjungan yang menyediakan rumah makan khas provinsi tersebut.
Oiya, bukan hanya rumah adatnya saja yang mirip tapi juga pemandangan disekitarnya juga dibuat mirip dengan provinsi tempat rumah adat tersebut berasal. Dari sini kita bisa belajar banyak sekali hal baru mengenai keragaman budaya Indonesia.
2. Menonton Pagelaran Seni
Di waktu-waktu tertentu, TMII menggelar acara kesenian seperti wayang kulit, ketoprak, tari-tari daerah dan masih banyak lainnya yang biasa diselenggarakan di anjungan tempat kesenian tersebut berasal. Jika bukan di anjungan, biasanya acara akan diadakan di hall seperti Teater Tanah Airku.
Acara-acara ini biasanya diadakan pada waktu akhir pekan serta hari libur nasional. Contohnya saja saat tahun baru tiba, lupa tahun berapa yang jelas aku pernah menghabiskan malam tahun baru di TMII dimana hampir semua anjungan mengadakan acara. Terbayang kan betapa ramainya saat itu?
Setelah menonton pertunjukan, ayah akan mengajak kami untuk menyantap makan siang di anjungan seperti rumah adat peovinsi Aceh untuk makan mie Aceh atau di anjungan Jawa Timur untuk makan makanan khas layaknya rawon atau rujak cingur. Namun, kami memiliki tempat makan andalan yaitu Pecel Madiun dimana nasi rawonnya sangat enak dan tidak ada duanya!
3. Mengunjungi Tempat Rekreasi
Selain wisata budaya, TMII juga menyediakan sarana dan prasarana rekreasi seperti berbagai macam taman bunga, istana anak-anak, Teater IMAX Keong Mas, PP IPTEK, Taman Aquarium Air Tawar, Taman Burung serta berbagai permainan seperti Water Park dan kereta gantung.
Ada cerita saat aku kecil bersama adik-adik dan ibuku menaiki kereta gantung. Di tengah perjalanan saat sedang menikmati pemandangan yang pada waktu itu tepat di tengah danau yang dibawahnya dihiasi gambar kepulauan Indonesia, kereta gantung yang kami naiki berhenti. Zonk! Lama pula berhentinya.
Mulanya kami biasa saja, lama-lama aku dan adikku panik karena kereta gantung bergoyang-goyang saat angin berhembus cukup kencang. Suwer takut banget jatuh! Ibuku saat itu berusaha tetap stay cool meskipun mungkin khawatir juga. Haha.
Setelah beberapa waktu akhirnya kereta gantung tersebut kembali berjalan dan saat mencapai stasiun tujuan aku ingin sekali cepat-cepat turun, eh malah diputar sekali lagi dong itu kereta. Haduh! Aku kembali ketakutan sambil berteriak, "Sudaahh sudaahh..." bersama adik-adikku. Haha.
Jujur pengalaman tersebut membuatku cukup trauma dan tidak berminat naik kereta gantung lagi meskipun setelah itu kami beberapa kali mengunjungi TMII.
4. Belajar dari Berbagai Museum
Di dalam TMII selain menemukan banyak sekali rumah adat, disana juga banyak terdapat museum. Mulai dari Museum Purna Bhakti Pertiwi, Museum Transportasi, Museum Olahraga, Museum Perangko, Museum Listrik dan Energi Baru, Museum Keprajuritan, dan masih panjang lagi daftar museum yang ada di TMII.
Setiap berlibur kesana, ayahku selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi minimal satu atau dua museum guna menambah pengetahuan dan wawasan anak-anaknya. Beliau ingin mengenalkan pada anak-anaknya kalau liburan atau wisata itu nggak melulu main-main, ada juga wisata sambil belajar seperti yang dilakukan di dalam museum.
Ternyata pengalaman tersebut menjadi pengalaman berharga dimana sampai sekarang, aku pun tertarik untuk mengunjungi museum saat sedang berkunjung ke suatu tempat wisata. Rasanya dari museum kita bisa mengetahui banyak hal tentang tempat tersebut tanpa harus bertanya sana-sini, karena di dalam museum informasi yang diberikan sudah sangat lengkap dan detail.
5. Menginap di Museum dan Desa Wisata
Saat mendatangi TMII jauh-jauh dari Cilegon, ada kalanya ayahku capek jika harus menyetir mobil pulang-pergi sehingga kami sekeluarga memutuskan untuk bermalam disana.
Baca juga : BerPINDAH
Ternyata banyak museum-museum di TMII yang menyediakan penginapan, sebut saja Museum Listrik dan Energi Baru serta Padepokan Pencak Silat yang sering menjadi tempat menginap keluargaku.
Sebelum ada Hotel Santika di depan pintu gerbang TMII, ayahku juga sering mengajak kami sekeluarga bermalam di Desa Wisata yang viewnya masih sangat alami.
Itulah tadi kegiatan positif yang bisa aku bagikan saat berkunjung ke TMII. Mungkin ayah mendatangiku ke dalam mimpi dengan tujuan agar aku bisa berbagi juga mengenai tempat wisata yang dulu sering kami kunjungi bersama-sama ini. Semoga bermanfaat!
Sekian dan sampai jumpa.
Sukabumi, 12 Mei 2020
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍