Sebelum menikah, aku sudah memperingatkan (calon) suamiku untuk tidak menuntutku pandai memasak. Aku suka memasak tapi kemampuanku sangat terbatas. Ia tidak mempermasalahkan hal tersebut. Karena aku mengenalnya kurang lebih 3 tahun, aku tau kalau dia suka dengan hal yang berbau masak memasak, hasil masakannya pun bisa dibilang di atas rata-rata untuk seorang lelaki yang masuk ke dapur.
Setelah menikah, aku tentu berusaha semampuku untuk memasak masakan sesuai selera suamiku. Tambahan sekarang memiliki anak, mau tidak mau harus rajin memasak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Aku rasa kemampuan memasakku masih di situ-situ aja tidak ada perubahan yang siginifikan.
Berbeda dengan suamiku yang semakin kesini aku melihat dirinya begitu menikmati waktu-waktu memasak, tidak jarang saat aku sibuk memasak di dapur ia datang dan melihat apa yang aku kerjakan lalu menawarkan bantuan. Bahkan sering ia yang mengambil peranku di tengah-tengah kegiatan memasak dan membuat hasil akhir yang berbeda dengan apa yang ada dibayanganku sebelumnya.
Baca : Menyentuh Dapur
Dengan keahliannya seperti itu, kadang aku merasa minder saat harus masak untuknya. Lha wong masakannya aja lebih enak dari punyaku kok! Bukan sekali dua kali ketika aku ingin makan nasi goreng kemudian menyerahkan padanya untuk membuatkan salah satu makanan favoritku itu. Alasannya, karena nasi goreng bikinanku rasanya tidak sebanding dengan buatannya. Haha.
Ada juga sih kalanya masakan dia failed, tapi ya manusiawi dan masih acceptable serta edible. Aku juga sering membuat makanan yang failed. Hehe.
Mendengar masih banyak perdebatan yang membahas bahwa wanita harus pandai memasak supaya menjadi wanita seutuhnya sudah sangat tidak menarik lagi bagiku. Wanita juga manusia lah, punya passion masing-masing kenapa harus diminta untuk segala bisa? Sementara kalau laki-laki masuk ke dapur langsung di pandang WOW! Keren banget! Padahal laki-laki ya sama seperti wanita, punya hobi dan passion masing-masing.
Hal-hal serupa seperti kewajiban ibu dan ayah dalam mengasuh anak. Ibu wajib memandikan, menyuapi, menina bobokan anak, mengajarkan anak macam-macam dan hal itu dianggap sesuatu yang wajar saat ibu yang melakukannya. Sementara terlihat begitu WOW! saat ayah yang turun tangan mengurus anak. Padahal ya memang sudah seharusnya begitu. Sesuatu yang harusnya sangat normal dilakukan oleh kedua orang tua.
Melihat suamiku yang senang memasak dan menghasilkan makanan yang enak tidak lantas membuatku sangat bangga hingga berlebihan, yaudah B aja gitu. Seperti yang aku bilang, baik laki-laki maupun perempuan memiliki hak yang sama untuk memiliki hobi apapun termasuk memasak. Tapi aku senang karena bisa belajar banyak darinya, bagaimana membayangkan rasa dan merealisasikannya dalam masakan.
Aku juga tidak lantas menyerah dari kewajiban menyiapkan makanan untuk suami dan anakku. Sampai hari ini aku terus berusaha untuk meningkatkan skill memasakku, sebagai anak pertama yang biasanya competitive aku juga tidak mau kalah dengan kemampuan memasak suamiku. Aku yakin kalau masakanku nanti bisa sebaik masakannya atau malah lebih enak. Hehe.
Bukan berarti masakanku tidak enak sama sekali dan tidak bisa dimakan, enak kok tapi rasanya masih template dan kurang berani mengeksplorasi bumbu serta rempah-rempah. Ini kurangnya dari masakanku.
Sebagai penutup, aku akan membagikan resep telur-ayam balado dengan jeruk nipis hasil karya suamiku :
Telur-Ayam Balado feat. Jeruk Nipis
Bahan :
- Ayam yang sudah diungkep hingga matang
- Telur ayam
- Cabai merah besar
- Cabai gendot (oranye)
- Bawang merah
- Bawang putih
- Tomat segar
- Gula
- Garam
- Jeruk nipis
Cara membuat :
- Goreng ayam yang sudah diungkep, sisihkan
- Haluskan bawang merah, bawang putih, cabai dan tomat
- Tumis bahan yang sudah dihaluskan
- Masukkan telur ayam, orak arik
- Masukkan ayam yang telah digoreng
- Aduk hingga merata
- Tambahkan garam dan gula
- Peras jeruk nipis diatas masakan
- Tes rasa
- Sajikan
Begini penampakan akhir dari ayam balado bikinan suamiku :
Mulanya aku yang akan memasak semua itu, suami dan anakku hanya kebagian tugas menghaluskan bahan-bahan yang perlu dihaluskan. Aku membayangkan akan membuat ayam balado biasa tanpa telur dan jeruk nipis.
Di tengah-tengah acara masak-memasak, anakku yang sudah harus minum susu mendadak rewel dan tidak mau diasuh ayahnya. Yasudah, ibu harus turun tangan sehingga urusan masak-memasak diselesaikan oleh suamiku.
Baca juga : Sukses! Mengajari Anak Minum Susu Formula
Saat masakan sudah jadi aku langsung memberi komentar, "Wah si papah ayam sama calon anaknya dimasak barengan!" haha, ayam balado standard yang ada dibayanganku pun sirna. Saat mencoba masakannya rasanya gurih, pedas sekaligus manis perpaduan cabai, garam serta gulanya yang pas.
Hal lain yang membuat ayam balado ini berbeda selain karena telur ayam adalah aroma jeruk nipis yang membuat masakan menjadi wangi serta rasanya yang membuatnya lebih segar.
Overall, masakan suamiku kali ini enak (lagi)! Apa kalian tertarik untuk mencobanya?
Sukabumi, 15 Mei 2020
20 Komentar
Aduh mbak Imaa, kok passs, kemarin malam saya bikin Ayam & Telur Balado (tapi featuring daun jeruk hehe), pass siang ini BW ke blog mbak ada tulisan menu balado xD.
BalasHapusAsyik ya punya suami yang bisa masak mbak, teringat saat SMA saya bercita-cita punya suami chef soalnya dari kecil saya jarang (karena sering dilarang Ibu lebi tepatnya haha) ke dapur. Ke dapur cuma buat masak mie doang wkwkwk. Tapi Allah ngasihnya suami yang suka buku sama traveling, jadi se visi misi sama saya. Alhasil sayalah jadi chef di rumah hihi.
Kalau soal belanja bahan kulkas ke pasar, apakah bagian mbak Ima atau pak suami?
Wah sama suami saya juga senang traveling, dulu teman traveling saya dia. Haha. Kalau belanja tetap saya Mbak, cuma kadang ya suami suka bereksplorasi juga sama bahan-bahan yang ada di rumah. Kalau saya kan kurang paham fungsi bumbu-bumbu (rempah) dapur gitu, jadi kalau mau bikin masakan yang agak ribet suami saya yang beli bumbu2 ribet ini. Hehe..
HapusMashaAllah, saya kira akan menulis, begini penampakan ayam balado bikinanku. Ternyata. Tapi benar sih, ayah saya juga bisa memasak. Kalau ibuku sedang repot, beliau nggak akan segan buat turun tangan menggantikan memasak. Dan itu malah membuat ayah semakin keren di mata anak-anaknya lho. Jadi, urusan perdapuran dan beres-beres nggak selamanya harus menjadi tugas ibu.
BalasHapusBener, padahal cowok2 juga banyak yang jago masak. Juara2 masterchef juga banyak tu yang cowok2, tapi mindset orang-orang kebanyakan masih urusan perdapuran cuma urusannya ibu2. Hehe..
HapusIni ayahku banget, mbak. Dulu pas mamah sakit, ya ayah yang menggantikan masak di dapur. rasa nasi gorengnya enakk banget ternyata. Padahal sih menurut beliau masaknya asal ajah. mungkin ini knp laki2 banyak jadi chef di hotel2 ya? hehehe
BalasHapusHehe main insting ya kalau bapak-bapak masak tuh. Bapak saya dulu juga suka memasak dan biarpun nggak lihat resep tapi masakannya enak..
HapusHalo mbak...samaan nih, saya juga ga pinter masak. Belajar masak malah waktu kuliah, ngekos dan diajarin sama temen kos. Kebetulan di kosanku ini kita suka masak dan bergantian, untungnya saya selalu dpt temen masak yg pinter jadi bisa sekalian belajar. Pada dasarnya ketrampilan di dapur emang gak cuma punya perempuan sih..laki-laki juga banyak yg pinter masak atau ngerjain kerjaan rumah tangga lainnya. Thanks for sharingnya ya..jadi pingin juga nih bikin ayam telor balado pake daun jeruk.
BalasHapusHehe, coba lah mba bikin balado daun jeruk. Enak loh. Wkwk..
HapusIya betul, kayak rapih-rapih juga nggak cuma perempuan doang yang suka beberes, laki-laki juga banyak yang suka beberes. Namanya keterampilan hidup cewek cowok mah harusnya terlatih ya. Hoho..
mba ini ceritanya aq banget loh, suami ku gak cuma bisa masak tapi dia juga jago baking bahkan sampai waktu kita pacaran dia rajin banget bikinin aq cookies gitu, hahaha
BalasHapustapi mba masih lebih baik dari aq karena punya resep andalan lah aq mah gak bisa sama sekali udahlah mengandalkan food delivery aja
wah ini lebih keren lagi suaminya suka bikin kue. Nggak usah beli kalo mau lebaran. Wkwk. Yaa sebelas dua belas lah mbak, saya juga sering food delivery. Lebih memilih nulis daripada masak. Wkwk..
HapusSuamiku juga kalau masak lebih enak dari masakanku, mbak. Paling penasaran aku kalau bikin ayam ungkep bumbunya nggak pernah meresap tapi kalau dia yang bikin pasti bumbunya meresap jadinya lebih enak
BalasHapusHehe, instingnya lebih jago ya..
HapusAku sebagai cowo juga sering masak wkwkwk. Emang nasib ortu punya anak cowo semua. Akhirnya aku sering kebagian jatah dapur dari kecil. Apalagi kalau lebaran aku juga biasanya yang kedapetan tugas bantu ibu bikin kue di dapur. Jadinya kebiasa aja buat masak.
BalasHapusSama mas kayak suami saya. Katanya dari kecil suka diajak ke pasar terus ikut bantuin masak. Jadi bumbu2 dapur khatam deh namanya apa aja dan fungsinya apa. Hehe..
HapusSeneng ya mbak punya suami yang pinter masak. Sebenernya ga peduli rasa sih menurutku yang penting pasangan mau terjung ke dapur, hihihi. Kalau aku pribadi ga bisa masak tapi memaksakan diri untuk masak kalau engga nanti di rumah gada makanan. Tapi biasanya aku sediakan frozen agar ga mikir kalau lagi mentok mikir mau masak apa
BalasHapusFrozen food memang jadi andalan emak-emak. Kadang senjata akhir bulan itu ngabisin stock frozen food. Hehe..
HapusBaca ini malam-malam, lihat gambarnya aku jadi lapar, gimana ini? :D
BalasHapusBeruntung ya, Mba, punya suami yang jago masak. Aku sendiri bisa masak menu-menu sederhana, tapi kurang passionate dalam aktivitas masak. Tapi kalau beres2 rumah, ta jabani hihihi
Masak la mba masakan andalannya. Haha. Ya, saya juga lebih senang beres2 rumah dari pada masak yang ribet2 dan rasanya belum tentu enak. Wkwk..
HapusWah sama neh kayak saya Mbak, saya juga suka turun ke dapur jika istri lagi nggak mood masak atau sakit. Tapi masaknya masih standart aja kayak nasi goreng, tahu telor, sop dan lauk goreng lainnya.
BalasHapusYa nggak apa-apa mas, sesimple apapun pasti buat istri udah luarbiasa loh itu. Hoho..
HapusTerima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍