Sebagai seorang yang doyan nulis, aku tidak pernah benar-benar mempelajari ilmu tentang menulis karena dulu hanya menganggapnya sebagai hobi.
Saat sudah memutuskan untuk serius memulai kembali aktivitas menulis di awal tahun ini, aku mulai penasaran dan ingin mempelajari lebih dalam tentang menulis. Bagaimana orang-orang bisa bikin blog yang cakep dan keren? Bagaimana mereka bisa konsisten menulis selama bertahun-tahun? Apa saja kegiatan yang mereka lakukan? Bagaimana bisa mendapat penghasilan dari kegiatan menulis?
Baca juga : Untuk Apa Nge-Blog?
Pertanyaan-pertanyaan itu terus muncul hingga akhirnya aku mencari-cari wadah yang bisa memberiku jawaban. Aku menemukan komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis di Facebook dan langsung mengajukan diri untuk bergabung.
Pertama kali bergabung, aku melihat anggota di dalamnya adalah ibu-ibu yang tulisannya bagus dan bermanfaat semua. Jam terbang mereka pun terlihat sudah tinggi-tinggi, da aku mah apa atuh?! Pikirku yang sempat jiper saat memasukkan link blog-ku untuk mengikuti acara blog walking yang diadakan IIDN.
Seiring berjalannya waktu, aku merasakan manfaat bergabung dengan komunitas ini. Aku banyak belajar dan terus mendapat semangat untuk konsisten menulis blog karena didukung oleh teman-teman sesama blogger yang luar biasa. Sampailah pada suatu acara sharing session dengan Ibu Indari Mastuti, founder Ibu-Ibu Doyan Nulis. Suatu kesempatan emas bisa bertukar cerita dengan beliau yang sudah mengecap asam garam dunia kepenulisan, bersama dengan teman-teman blogger lain via Telegram pada tanggal 24 April 2020 kemarin.
Selain founder IIDN, Bu Indari juga founder dari INDSCRIPT CREATIVE. Dalam sesi sharing kali itu, Bu Indari banyak bercerita mengenai Indscript Creative yang sudah berjalan selama 13 tahun.
Apabila teman-teman berkunjung ke website indscriptcreative.com, kalian akan menemukan bahwa ada 3 hal yang ditawarkan dari Indscript Creative yaitu agensi naskah yang siap menampung naskah-naskah potensial dari para penulis untuk diteruskan ke penerbit mayor mau pun indie; ada juga divisi training online yang membuka berbagai program training, bertujuan untuk membagikan ilmu dan jaringan pertemanan kepada siapa saja yang ingin menjadi pebisnis atau penulis; ketiga yaitu produk bisnis yang mendukung dan mempermudah para pebisnis dalam menjalankan bisnisnya. Contoh produknya seperti The Must List (Dreamboard), Daily Activities, Habit Tracker Board dan berbagai jenis agenda.
Beraneka Dreamboard
PROSES LAHIRNYA INDSCRIPT CREATIVE
Indscript Creative tercipta ketika Bu Indari memutuskan untuk hengkang dari dunia karirnya di bidang telekomunikasi dan memilih untuk totalitas menjadi seorang penulis, tepat sebelum beliau memutuskan untuk menikah di tahun 2007.
Awal perjalanan Indscript Creative, hanya Bu Indari seorang lah yang menjalankan usaha agensi naskah ini sebagai penulisnya hingga akhirnya penerbit meminta beliau untuk menulis lebih banyak lagi, permintaan menulis buku tersebut juga mencakup tema-tema di luar jangkauan Bu Indari dimana beliau tidak memiliki background untuk menulis dengan tema tersebut.
Tidak ingin menyerah, Bu Indari pun menawarkan penulis lain sebagai orang luar pertama untuk bergabung dengan Indscript Creative. Penulis yang di maksud adalah seorang blogger asal Bandung bernama Bang Aswi. Setelah kehadiran Bang Aswi, 2 orang penulis lainnya yaitu Anton dan Tati ikut bergabung untuk mengembangkan Indscript Creative.
Untuk mengembangkan Indscript Creative menjadi agensi naskah profesional, Bu Indari terus mencari penulis di tengah segala keterbatasan yang ada. Pada kala itu, kebanyakan penulis kurang ngeh dengan kehadiran agensi naskah karena lebih memilih untuk mengirimkan naskahnya langsung ke penerbit.
SISI UNIK INDSCRIPT CREATIVE
Salah satu cara untuk mengembangkan usahanya, Bu Indari berani melakukan suatu hal yang out of the box, yaitu menabrak pola pengajuan naskah ke penerbit. Pada umumnya para penulis akan mengirimkan hasil tulisannya dalam bentuk naskah lengkap untuk dibukukan, berbeda dengan Indscript Creative yang hanya mengirimkan judul buku kepada penerbit. Tidak hanya satu melainkan ratusan judul beliau ajukan untuk dijadikan buku.
Hal inilah yang justru membuat penasaran, dari ratusan judul buku yang diajukan, penerbit kemudian memilih judul yang menarik dan ditanggapi oleh Indscript Creative dengan mengirimkan outline sesuai dengan judul yang dipilih beserta dengan contoh penulisannya. Setelah diterima, penulis akan menyelesaikan naskahnya sesuai deadline yang telah ditentukan.
Tidak hanya menyiapkan naskah jadi, Indscript Creative juga meramu naskah tersebut agar menjadi buku yang sudah siap naik cetak. Dengan konsep all-in-one yang menarik ini, para penerbit kemudian mulai berdatangan untuk menjadi klien Indscript Creative.
LIKA-LIKU PERJALANAN INDSCRIPT CREATIVE
Dalam perjalanannya, Indscript Creative pun mengalami pasang surut seperti kebanyakan bisnis lainnya. Ada masa dimana Indscript Creative kebanjiran order hingga rata-rata mencapai 60-100 naskah yang digarap dalam satu bulan, namun ternyata Indscript Creative juga pernah mengecewakan begitu banyak pelanggannya karena tidak seimbangnya antara marketing dan jumlah produksi.
Kehilangan banyak klien membuat Indscript Creative berada di ujung tanduk, tapi Bu Indari berusaha bangkit kembali dengan melakukan seleksi ketat terhadap karyawan yang bekerja disana. Selain itu, kepuasan klien juga menjadi target utama untuk membangkitkan kembali usaha yang dirintis dari nol ini. Beliau melayangkan permintaan maaf, memberikan potongan harga dan belajar untuk meningkatkan kualitas pelayanan hingga akhirnya perlahan-lahan kepercayaan klien pun kembali.
Bu Indari kemudian belajar banyak dari kejadian ini, kejadian yang justru membuatnya lebih bersemangat untuk melakukan terobosan dan inovasi-inovasi lain yang bermanfaat bagi banyak orang. Beliau tidak begitu saja menyerah dengan keadaan, justru dengan kejadian ini Bu Indari membaca lebih banyak buku sembari mengumpulkan ide-ide dan masih sempat mengikuti berbagai kursus baik berbayar mau pun gratis untuk tetap mengupgrade ilmunya.
Saat mengalami keterpurukan, Bu Indari justru menemukan cara untuk segera bangkit dan mengumpulkan semangat. Beliau mendirikan komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis, yang memiliki visi untuk menghasilkan penulis-penulis dari kalangan Ibu Rumah Tangga, ya sama seperti dirinya. Beliau ingin memberdayakan perempuan-perempuan yang punya minat dalam dunia menulis untuk mencetak karya-karya yang dibukukan.
Komunitas yang berdiri pada tanggal 24 Mei 2010 ini membuatnya kembali bahagia apalagi melihat antusiasme ibu-ibu yang begitu luar biasa sehingga komunitas ini berkembang dengan sangat baik dan cepat. Anggota komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis di seluruh Indonesia saat ini sudah mencapai 21.000 orang. Bu Indari berhasil memberdayakan para ibu rumah tangga untuk tetap berkarya di tengah kesibukannya dalam ranah domestik, sudah lebih dari 4000 karya yang berhasil diluncurkan dan diterbitkan oleh penerbit-penerbit ternama di Indonesia seperti Gramedia Pustaka Utama dan Elex Media.
BERKEMBANG DENGAN INOVASI
Inovation is worked! -Indari Mastuti
Bu Indari yang di kepalanya selalu penuh dengan ide-ide kreatif kemudian memberanikan diri mengambil peluang saat ditawari untuk menulis biografi pengusaha Brownies Amanda oleh Penerbit Mizan. Ternyata, ini menjadi suatu batu loncatan yang baik untuk kemajuan Indscript Creative yang sampai saat ini menjadi perusahaan terdepan dan terpercaya untuk menulis biografi orang-orang ternama seperti Utstadzah Hj. Ninih Mutmainah (Teh Ninih), Ibu Atalia Praratya (istri Ridwan Kamil, gubernur Jawa Barat) dan Ibu Siti Muntamah (istri H. Oded, walikota Bandung).
Tidak hanya itu, beliau juga berani untuk mengikuti kompetisi bisnis sejak tahun 2010 hingga 2012 dan menyabet berbagai penghargaan salah satunya adalah Perempuan Inspiratif Nova di tahun 2010.
Setelahnya, dengan kekuatan branding dari media massa nama Indscript Creative mulai kembali merangkak naik dan menerima klien-klien baru bahkan hingga ke perusahaan BUMN. Bu Indari tidak berhenti begitu saja, beliau kerap mengikuti training dan mencari mentor bisnis untuk terus menimba ilmu demi kemajuan perusahaannya.
Inovasi-inovasi terus dilakukan oleh Bu Indari hingga akhirnya Indscript bisa berdiri sampai 13 tahun ini. Pada tahun 2013, muncul Sekolah Perempuan diikuti oleh lahirnya Indscript Personal Branding, layanan untuk membranding diri bagi para pengusaha yang peminatnya begitu banyak.
Di tahun 2014, Bu Indari mengeluarkan suatu produk berupa board untuk membantu konsistensi seseorang dalam bidang apa pun. Produk ini dinamakan Metrik dan Dreamboard yang juga laku keras terjual di pasaran.
Inovasi terus berlanjut, di tahun 2015 Bu Indari menutup Indscript Personal Branding dan fokus dengan program Indscript Training Centre, yang bertujuan untuk berbagi pengalaman bagaimana membangun bisnis dari rumah. Training pertamanya yaitu Reparasi Bisnis mendapat sambutan hangat hingga total alumni mencapai 10.000 orang. Luar biasa ya pencapaiannya!
Selain Indscript Training Centre, Bu Indari juga membangun komunitas baru yaitu Emak Pintar. Setelah sebelumnya Ibu-Ibu Doyan Nulis di tahun 2010 dan Ibu-Ibu Doyan Bisnis di tahun 2011.
Tahun 2018, Bu Indari mencoba mengembangkan produk-produk seperti wordbook, agenda, hingga guidance book di tahun 2019 yang dapat terjual hingga 250 item per hari. "Masha Allah, inovation is worked!" begitu tutur beliau.
Contoh produk untuk penulis selain buku
Masih di tahun 2018, Bu Indari mendapat kesempatan untuk menjadi co-founder Kunikita, sebuah bisnis retail yang menjual berbagai perengkapan muslimah. Kunikita sudah memiliki sekitar 4000 jaringan pemasaran dengan salah satu produk terkenalnya yaitu CIOMY atau bakso aci khas Garut, dimana boci ini bisa terjual ribuan item dalam sehari. Tidak heran, karena prestasi beliau yang luar bisa ini, Bu Indari diberi 2 penghargaan di tahun yang sama sebagai Perempuan Penggerak Perempuan dan sebagai Perempuan Penulis oleh walikota Bandung.
Penghargaan tidak membuat Bu Indari jumawa dengan apa yang ia raih, ia terus bermimpi dan merealisasikan mimpinya dengan membuka program penerbitan indie yaitu BUKUIN aja! di tahun 2019. Program ini masih terus berjalan dengan antrian penulis yang begitu panjang hingga akhirnya Bu Indari membuka percetakkan sendiri untuk menerbitkan karya-karya indie. Saat ini BUKUIN aja! sudah mencetak 40 buku indie dan 4 angkatan buku antologi yang di tulis oleh berbagai kelompok.
Indscript Training Centre berubah nama menjadi Indscript Woman University di tahun 2019, sebagai penguat program ini 3000% untuk para perempuan.
Berlanjut ke tahun ini, 2020, Bu Indari membentuk ikon-ikon baru seperti Miss Writing, Miss Indscript, Miss Love dan Miss Cunik sebagai bentuk kekhasan pelayanan dalam bidang jasa yang beliau miliki. Pada tahun ini, Indscript Writing atau agensi naskah beliau menguat dengan dibukanya training khusus kepenulisan yang bertujuan untuk menjebol penerbit mayor. Kelas-kelas yang ditawarkan antara lain 7 HARI MENULIS BUKU, SEKALI NULIS JEBOL PENERBIT dan MENULIS TANPA BAKAT.
Sebelumnya, di 10 tahun usia bisnis Bu Indari berdiri beliau juga mendirikan CSR (Coorporate Social Responsibility) dengan pembebasan riba, pemberian hibah modal usaha, donasi lansia serta berbagai kegiatan donasi lainnya dimana dana yang digunakan berasal dari 10% omzet yang diperoleh.
Tidak hanya itu teman-teman, di masa pandemi Covid-19 ini Bu Indari juga terus aktif membagikan ilmunya melalui program live di grup Facebook Ibu-Ibu Doyan Bisnis setiap hari jam 7 pagi. Waahh! Tidak ada habisnya ya membicarakan inovasi yang dilakukan Bu Indari.
Facebook Live bersama Ibu-Ibu Doyan Bisnis
Bahkan, dengan pencapaian beliau yang sudah seperti penjabaran di atas, beliau tidak berhenti bermimpi untuk terus berkembang dan membagikan ilmunya agar bermanfaat bagi sesama. Beliau bercita-cita agar dengan adanya Indscript dan Kunikita ini dapat membuka peluang bagi para perempuan untuk mengembangkan dirinya baik dari bidang kepenulisan mau pun bisnis.
Pada tahun 2024, beliau sudah merancang dan mencita-citakan untuk meningkatkan produktifitas perempuan terutama ibu rumah tangga dengan membangun 15.000 jaringan pemasaran. Luar biasa!
Dari kisah inspiratif Indscript Creative dan berbagai inovasi yang dilakukan oleh Bu Indari Mastuti, tentu banyak sekali pembelajaran yang bisa kita ambil. Aku akan mencoba merangkum pelajaran berharga dari kisah inspiratif di atas :
1. Never Give Up!
Mungkin ini adalah poin utama yang bisa aku ambil, jangan pernah menyerah dengan kondisi seperti apa pun. Terus maju dan berusaha, yakin bahwa semua akan menemukan jalannya asal kita mau terus berusaha.
Seribu langkah pun di mulai dari langkah pertama, jika kita menyerah di langkah ke seratus tentu kita tidak akan pernah mencapai langkah ke seribu. Seperti itu kira-kira kisah perjalanan bisnis Bu Indari yang tidak kenal putus asa dan menyerah sehingga bisa mencapai prestasi sejauh ini.
Jika kita punya mimpi, ayo berusaha wujudkan mimpimu! Everything is possible, jadi jangan pernah menyerah!
2. Bekerja Keras
Mimpi tanpa adanya usaha hanya akan menjadi bunga tidur, tidak akan pernah menjadi kenyataan. Jika kita berani bermimpi, kita juga harus berani mencari cara dan jalan untuk meraihnya. Tentunya ini berkaitan erat dengan kerja keras yang tidak sebentar dan tidak instan.
Perlu ketekunan dan usaha yang tiada henti, terus menerus hingga kita bisa mendapatkan hasilnya. Aku selalu ingat perkataan salah satu guru SMA ku bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil, sama seperti rumus fisika dimana usaha berbanding lurus dengan resultan (hasil).
Ini lah yang aku lihat pada sosok Bu Indari, seorang wanita tangguh pekerja keras. Meski pernah jatuh, beliau berusaha untuk bangkit lebih keras lagi dan tidak pernah berhenti berusaha hingga bertahun-tahun lamanya.
3. Pembelajar Sejati
Bu Indari, seperti pemaparannya di Telegram mengatakan bahwa beliau sangat suka membaca buku terutama buku-buku tentang motivasi. Dengan ketekunan beliau untuk terus belajar, beliau menjadi banyak sekali menyimpan ilmu dan ide-ide dalam benaknya untuk dikembangkan dan direalisasikan di kehidupan nyatanya.
Kegagalan yang pernah terjadi justru membuat beliau semakin rajin belajar, mengikuti berbagai kursus baik online mau pun offline. Rela datang kursus dengan membawa serta anak-anaknya hingga ke luar kota, perjuangan yang tidak main-main untuk menuntut ilmu.
Apa yang dilakukannya membuat Bu Indari semakin kreatif, dengan memiliki banyak tabungan ide dari hasil belajarnya, beliau dengan mudah bisa menelurkan berbagai inovasi yang membuat perusahaannya maju.
4. Management Waktu yang Baik
Sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga dari 3 orang anak yang juga merangkap sebagai penulis serta pebisnis, management waktu merupakan hal yang sangat krusial bagi Bu Indari. Beliau harus bisa membagi waktu antara keluarga dan karirnya yang terus melesat.
Mulanya, beliau mengatakan memang cukup kerepotan. Saat bisnisnya belum berjalan selancar sekarang, namun beliau terus mencari-cari ritme kerjanya sehingga bisa mengatur waktu bahkan untuk bermain dan belajar bersama anak-anak, tidur siang dan mendapatkan tidur malam yang cukup.
5. Support System yang Bagus
Tanpa adanya suami dan anak-anak yang mendukung, tentu Bu Indari tidak mungkin menjadi seperti saat ini. Suami dan anak-anaknya menjadi orang-orang terdekat yang paling berperan dalam membangun karir beliau.
Suaminya ikut serta dalam management keuangan bisnis yang dijalankan dan anak-anaknya sudah mulai tertarik juga dengan apa yang dikerjakan oleh kedua orang tuanya, meski pun masih bersekolah salah satu putera beliau sudah berani untuk magang di salah satu perusahaan yang di pimpin oleh ibunya tersebut.
6. Mencari Delegasi yang Tepat
Sebagai seorang yang memegang begitu banyak bisnis, tentu Bu Indari tidak bisa menjalankan semuanya seorang diri. Beliau merekrut orang-orang terpercaya dan berkompeten untuk menjadi perpanjangan tangan beliau dalam menjalankan bisnisnya.
Proses pencarian Sumber Daya Manusia (SDM) serta perekrutan menjadi salah satu kunci keberhasilan bisnis Bu Indari. Beliau tidak segan untuk memberhentikan karyawannya ketika bekerja tidak sesuai dengan standard kompetensi yang sudah ditetapkan.
7. Terus Berbagi Manfaat
Dari cerita di atas, terlihat sekali bahwa Bu Indari tidak ingin dirinya maju sendirian. Beliau ingin perempuan-perempuan lain terutama ibu rumah tangga yang saat ini masih sering termarginalkan dapat memberdayakan diri mereka dan membuktikan bahwa mereka mampu berkarya dan menghasilkan.
Ketika sharing session berlangsung pun, Bu Indari tidak ragu menceritakan seluruh kisah Indscript Creative yang membesarkan namanya serta menjawab pertanyaan-pertanyaan dari teman-teman blogger dengan jawaban yang sejelas-jelasnya. Tidak hanya jawaban singkat, bahkan penjelasannya juga disertai contoh-contohnya.
Demikian apa yang bisa aku sampaikan dalam tulisan kali ini. Tulisan mengenai perjalanan bisnis Bu Indari Mastuti membangun Indscript Creative dam melahirkan inovasi-inovasi yang sangat banyak.
Jujur aku begitu termotivasi dengan apa yang beliau sampaikan, aku ingin menjadi seorang yang pantang menyerah dalam menggapai mimpi. Di sisi lain, aku juga ingin menjadi manusia yang bisa memberikan manfaat untuk banyak orang.
Semoga kalian juga bisa mengambil hikmah dari kisah inspiratif kali ini. Sampai jumpa!
Sukabumi, 27 April 2020
23 Komentar
Selalu happy kalau membaca tulisan yang menginspirasi begini, mbak��. Tokoh yang diceritakan yang tak asing lagi untuk perempuan, iya benar Teh Indari. Semoga semangatnya menular ke aku��
BalasHapusAamiin. Iya, apalagi sesama perempuan ya jd berasa punya teman seperjuangan.
HapusWah...the Indari memang role model aku tuh. Mulai belajar menulis buku di Sekolah Perempuan sampai menerbitkan beberapa buku. Sampai sekarang aku masih keranjingan menulis deh...
BalasHapusHihi alhamdulillah mba, keranjingan sesuatu yg berfaedah ya. Semangat terus menulisnya!
HapusTeh Indari ini memang luar biasa. Beliau benar-benar menjadikan keluarga sebagai bagian penting dari perjalanan bisnisnya. Makanya saat terjatuh, orang yang dimintai pendapat adalah suaminya dan saran suaminya tersebut dilaksanakan. Alhamdulillah, hasilnya luar berupa berderet penghargaan di kompetisi bisnis.
BalasHapusIya, hebatnya semua mendukung karir dan usaha bu indari ya. Maka'y bisa jd sesukses ini, berkat ridho suami juga
HapusMasya Allah, inspiring sekali Teh Indari. Aku juga baru gabung IIDN dan kena semangatnya nih. Ternyata udah 2 kali juga ikut kelasnya. Makasih teh Indari sudah menebar manfaat.
BalasHapusSejujurnya saya baru tau setelah gabung iidn ini. Hihi. Alhamdulillah nemu tokoh menginspirasi dan bisa tanya jawab lgsg dgn beliau
HapusMasyaAllah sangat inspiratif bu Indari Mastuti. Beruntung bnget Dewi bisa baca tujuh pembelajaran berharga, terimakasih kak informasinya. Rasnya jadi semakin mengenal beliau lebih dekat, smg suatu saat bisa berjumpa:)
BalasHapusSama2 mba, saya juga pengen suatu hari belajar langsung dr bu indari ini.
HapusPerempuan super dengan perjuang an Inovasi Tanpa Batas. Sudah cantik, pinter nulis, pinter bisnis, pantang menyerah pula. Patut dicontoh.
BalasHapusPaket lengkap lah ya mba. Hehe. Semoga bisa jd panutan kita semua ya beliau ini
HapusSaya tergabung grup IIDN sejak 2013. Trus ikut trainingnya. Tapi 0 praktik. Hihihi. Baru gabung lagi 2016 dan akhirnya pertama Kali nulis 2017.
BalasHapusAlhamdulillah, gpp mba yg penting ada pergerakan walaupun butuh 4 tahun. Hehe.
HapusMasya Allah, aku jadi tahu loh di balik komunitas ibu-ibu doyan nulis itu teh indari. ada banyak pelajaran yang bisa dipetik salah satunya bisa bersinar lagi setelah tepuruk yaa
BalasHapusSaya pernah membaca kisah tentang mb Indari ini dan sangat menginspirasi sekali ya k kisah hidupnya. Dan munculnya Indscript tak lepas dari pengaruh dari mb Indari ini ya. Semoga Indscript semakin sukses dan lebih maju ke depannya, aamiin.
BalasHapusteh indari mmg inspiratif bgt. dgn komunitas2 yg didirikannya bs memberdayakan perempuan2 d indo
BalasHapusSetuju Mba. Inovasi itu jadi kunci agar bisnis bisa terus bertahan dan berkembang ya.Begitupun dengan Teh Indari, inovasi-inovasinya selalu ciamik
BalasHapusinspiratif sekali teh Indari ini.. semoga semakin berkah
BalasHapusKeren banget sejarah perjuangan dan prestasinya. Kalau Bu Indari bisa, berarti setiap perempuan pun bisa, karena pada dasarnya kita memiliki potensi yang sama. Inspiratif! Patut ditiru.
BalasHapusTeh Indari memang keren ya mbak.
BalasHapusSangat menginspiratif,dari rumah bisa memberdayakan banyak orang
Saya tahun ini punya target menerbitkan buku solo. Bismillah semoga bisa. Tulisan di blog banyak banget soalnya, sayang kalo nggak dibukukan 😊
BalasHapusCeritanya sangat menginspirasi dan penuh haru
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan saya 😊 yang mau ngobrol-ngobrol terkait artikel di atas, yuk drop komentar positif kalian di kolom komentar.
Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup ya, Frens! 😉
Satu lagi, NO COPAS tanpa izin ya. Mari sama-sama menjaga adab dan saling menghargai 👍